
Usai Diramal Tembus US$ 80/barel, Harga Minyak Flat Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah cenderung flat usai reli panjang pada tahun 2021. Pelaku pasar terus mencermati berbagai sentimen untuk mencari sinyal arah gerak si emas hitam ke depan.
Selasa (15/6/2021), harga kontrak minyak Brent stagnan di posisi US$ 72,86/barel. Sementara untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI), harganya naik tipis 0,03% ke US$ 70,9/barel.
Prospek permintaan minyak memang terus membaik. Dinamika supply & demand masih jadi fokus utama pelaku pasar saat ini. Perundingan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) soal perjanjian nuklir masih terus berlanjut.
Banyak yang berspekulasi jika ada kesepakatan maka sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran akan dicabut sehingga berdampak pada peningkatan pasokan di pasar. Namun banyak analis yang cukup skeptis dengan pandangan tersebut.
"Tampaknya semakin tidak mungkin bahwa kita akan melihat AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir Iran sebelum Pemilihan Presiden Iran akhir pekan ini," kata ING Economics dalam sebuah catatan sebagaimana diwartakan Reuters.
Di sisi lain para kartel yang tergabung dalam kelompok OPEC+ masih menjaga tingkat produksi minyaknya untuk menjaga harga si emas hitam agar tidak anjlok dalam. Namun dengan prospek kenaikan permintaan kelompok tersebut diharapkan bakal menggenjot pasokannya.
"Pasokan tambahan dari OPEC+ akan dibutuhkan selama paruh kedua tahun ini, dengan permintaan diperkirakan akan melanjutkan pemulihannya," kata ING.
"Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, perlu meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang pulih," kata Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan bulanannya pada hari Jumat.
Menurut IEA, OPEC+ punya ruang untuk meningkatkan pasokan sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) pada 2022 dari target Juli 2021 - Maret 2022.
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, pengebor AS juga meningkatkan produksinya. Tingkat produksi minyak mentah AS dari tujuh formasi serpih utama diperkirakan akan naik sekitar 38.000 barel per hari (bph) pada Juli menjadi sekitar 7,8 juta bph menurut EIA.
Goldman Sachs memperkirakan Brent akan naik menjadi US$ 80/barel musim panas ini karena perkembangan vaksinasi yang pesat meningkatkan aktivitas ekonomi di seluruh dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Koreksi, tapi Masih di Level Tertinggi Setahun
