
Nasdaq Balik Arah, Dow Jones Malah Drop di Sesi Pembukaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka merah cenderung variatif pada perdagangan Senin (14/6/2021), karena investor berpikir ulang demi melihat indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi baru kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 43,4 poin (-0,1%) pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 20 menit kemudian menjadi minus 125,6 poin (-0,36%) ke 34.354. S&P 500 turun 6,2 poin (-0,15%) ke 4.241,24. Namun, Nasdaq naik 33,7 poin (+0,24%) ke 14,103,16.
Investor kembali masuk ke saham-saham berbasis pertumbuhan seperti teknologi menyusul penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun ke bawah 1,43% akhir pekan lalu. Itu merupakan level terendah dalam 3 bulan.
CEO Tesla Elon Musk pada Minggu kembali memanaskan pasar mata uang kripto, setelah menyatakan akan menerima kembali transaksi pembelian mobilnya dengan Bitcoin yang diklaim telah menggunakan energi ramah lingkungan.
Harga aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar itu kembali naik menembus US$ 40.000/keping, sementara Tesla yang juga memiliki Bitcoin dalam aset investasinya mencetak kenaikan harga saham sebesar 2% di pembukaan. Saham teknologi lainnya yakni Apple, Amazon, dan Netflix juga menguat.
Pasar akan memantau rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan dimulai besok. Meski bank sentral diprediksi tak akan mengubah suku bunga acuan, tetapi komennya seputar inflasi dan laju pembelian The Fed atas surat berharga bakal menggerakkan pasar. Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berpidato usai rapat tersebut.
"Mengingat laporan inflasi yang melampaui prediksi baru-baru ini, rapat The Fed pekan ini akan dipantau sekiranya ada sinyal bahwa jadwal kenaikan suku bunga acuan atau pengurangan pembelian obligasi akan dipercepat," tutur Kepala Perencana Investasi Leuthold Group Jim Paulsen, kepada CNBC International.
Jika ada sinyal yang menunjukkan bahwa kebijakan moneter ketat berpeluang diambil tahun ini, atau lebih cepat dari proyeksi sebelumnya pada 2023, maka dia memperkirakan pasar saham akan bergerak volatil.
Di penghujung perdagangan pekan lalu, indeks S&P 500 menyentuh rekor tertinggi baru, dengan menguat 0,4% sementara Dow Jones melemah 0,8%. Nasdaq meroket nyaris 1,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Nasdaq Pecah Rekor, Wall Street Melemah