
Ngamuk! Rupiah Melesat ke Rp 14.185/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berhasil menekan dolar Amerika Serikat (AS) hingga ke bawah Rp 14.200/US$ pada perdagangan hari ini. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 11 Mei lalu. Meredanya isu tapering membuat dolar AS tertekan, dan rupiah berhasil melesat.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,32% ke Rp 14.200/US$. Setelahnya penguatan rupiah terpangkas hingga tersisa 0,1%. Tetapi tidak lama, rupiah mengganas lagi, menguat hingga 0,42% ke Rp 14.185/US$, dan berada di level tersebut hingga pukul 12:00 WIB.
Di sisa perdagangan hari ini, rupiah berpeluang menguat lebih jauh melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang menguat cukup tajam siang ini dibandingkan beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.237,50 | Rp14.162,0 |
1 Bulan | Rp14.263,00 | Rp14.200,0 |
2 Bulan | Rp14.312,00 | Rp14.243,4 |
3 Bulan | Rp14.364,00 | Rp14.292,4 |
6 Bulan | Rp14.512,00 | Rp14.435,7 |
9 Bulan | Rp14.656,00 | Rp14.586,5 |
1 Tahun | Rp14.836,00 | Rp14.755,0 |
2 Tahun | Rp15.446,00 | Rp15.429,9 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Rupiah "mengamuk" akibat meredupnya isu tapering setelah rilis data inflasi AS. Departemen Tenaga Kerja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei mencapai angka 5% secara tahunan. Ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.
Meski demikian, banyak yang berpendapat inflasi tinggi hanya sementara, sehingga The Fed belum akan melakukan tapering dalam waktu dekat.
Tapering pernah terjadi pada tahun 2013 lalu yang memicu gejolak di pasar finansial global atau yang disebut taper tantrum. Rupiah saat itu menjadi korban taper tantrum, mengalami pelemahan hingga 50% sejak pertengahan Mei 2013 hingga akhir 2015.
Dengan meredupnya isu tapering, rupiah yang dalam beberapa hari terakhir stagnan dan menguat tipis mampu melesat pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan
