Bursa Asia Tebar Optimisme, Sentimen Positif untuk IHSG

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 June 2021 08:42
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali dibuka positif pada perdagangan Jumat (11/6/2021), mengikuti penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street setelah rilis data inflasi AS yang naik signifikan pada Mei 2021.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,16%, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,48%, Shanghai Composite China naik tipis 0,06%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,24%, dan KOSPI Korea Selatan terkerek 0,5%.

Pasar saham Asia cenderung mengikuti penguatan bursa saham Wall Street, di mana indeks bursa saham Negara Adidaya tersebut juga berakhir positif pada perdagangan Kamis (10/6/2021) kemarin waktu AS atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Berpindah ke Negara Adidaya, Bursa saham Wall Street kompak menghijau pada penutupan Kamis kemarin waktu setempat, seiring data ekonomi di Negeri Adidaya yang tampaknya mendukung pernyataan dari bank sentral AS bahwa gelombang kenaikan inflasi saat ini hanya bersifat sementara.

Indeks yang berisikan 500 saham blue chip, S&P 500 terkerek 0,47% ke level 4.239,30, di atas rekor tertinggi sebelumnya pada 7 Mei lalu ketika ditutup di 4.232,60. Kemudian, indeks Dow Jones juga berhasil naik tipis 0,06% ke 34.466,24 dan indeks yang sarat akan saham-saham teknologi Nasdaq melonjak 0,78% ke posisi 14.020,33.

Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan Indeks Harga Konsumen atau IHK (consumer price index/CPI) periode Mei 2021 mencapai angka 5% secara tahunan.

Angka ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.

"Angka inflasi ini sepertinya tak akan mengubah narasi secara dramatis dan masih ada indikasi bahwa momentum inflasi akan melandai dalam beberapa bulan," tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge dalam laporan riset yang dikutip CNBC international.

Banyak ekonom menganalisis kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi harga mobil bekas yang naik lebih dari 7%, dan menyumbang sepertiga pertumbuhan IHK. Kenaikan ini merupakan fenomena sesaat terkait dengan pandemi dan suplai mobil bekas.

"Awal minggu ini kita mengalami hari-hari pasar yang sangat membosankan karena kita semua memperhatikan laporan CPI ini," kata Ryan Detrick, ahli strategi pasar senior di LPL Financial di Charlotte, North Carolina.

Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran baru per pekan lalu mencapai 376.000 unit, atau mirip dengan estimasi Dow Jones sebesar 370.000. Ini masih merupakan level yang terendah di era pandemi.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelumnya memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus. Jika memang faktor sesaat seperti dinamika pasar mobil bekas menjadi pemicunya, maka kekhawatiran taper pun mereda.

Selain itu, komite DPR AS telah mengesahkan RUU pengeluaran infrastruktur senilai US$ 547 miliar yang menargetkan transportasi permukaan (surface) dan mengadopsi beberapa proposal Presiden Joe Biden sebagai bagian dari paket infrastrukturnya yang lebih umum senilai US$ 2,3 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular