Dow Jones Dibuka Melesat, Meski Inflasi Mei Tembus 5%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
10 June 2021 21:07
wall street
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan Kamis (10/6/2021), meski angka inflasi Mei tercatat melesat hingga menyentuh angka 5%.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 180 poin pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi 240 poin (+0,7%) ke 34.687,34. S&P 500 naik 28,8 poin (+0,68%) ke 4.248,34 dan Nasdaq lompat 110,6 poin (+0,8%) ke 14.022,39.

Perdagangan di pasar pra-pembukaan cenderung sepi meski saham-saham siklikal yang diuntungkan dari pembukaan ekonomi cenderung menguat seperti Carnival Corp. dan American Airlines.

Saham UPS naik 1% menyusul rekomendasi beli JPMorgan. Saham Boeing dan Delta Air Lines juga menguat, sementara saham peritel video game GameStop anjlok 7% mengesampingkan kabar baik penunjukan CEO baru dan lonjakan penjualan sebesar 25% kuartal lalu.

Departemen Tenaga Kerja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei mencapai angka 5% secara tahunan. Ini jauh di atas polling ekonom oleh Dow Jones yang mengestimasikan angka 4,7%. Per April lalu, inflasi naik 4,2% menjadi laju tercepat sejak 2008.

"Angka inflasi ini sepertinya tak akan mengubah narasi secara dramatis dan masih ada indikasi bahwa momentum inflasi akan melandai dalam beberapa bulan," tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge dalam laporan riset yang dikutip CNBC international.

Banyak ekonom menganalisis kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi harga mobil bekas yang naik lebih dari 7%, dan menyumbang sepertiga pertumbuhan IHK, menurut BLS. Kenaikan ini merupakan fenomena sesaat terkait dengan pandemi dan suplai mobil bekas.

Di sisi lain, klaim tunjangan pengangguran baru per pekan lalu mencapai 376.000 unit, atau mirip dengan estimasi Dow Jones sebesar 370.000. Ini masih merupakan level yang terendah di era pandemi.

Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebelumnya memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus. Jika memang faktor sesaat seperti dinamika pasar mobil bekas menjadi pemicunya, maka kekhawatiran taper pun mereda.

Pada Rabu kemarin, semua indeks bursa AS berjarak sekitar 0,5% dari level tertinggi masing-masing setelah Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq kompak ditutup melemah. Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun diprediksi menguat.

Dia memperkirakan bank sentral tak akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini maupun tahun depan. Hanya saja, pembelian aset bakal dikurangi pada musim gugur (September) nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rilis Kinerja Keuangan Membaik, Wall Street Dibuka Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular