Investor Ramai Buru Obligasi, Harga SBN Lanjutkan Penguatan

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 June 2021 18:31
US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali menguat pada perdagangan Kamis (9/6/2021), tak menghiraukan data penjualan ritel terbaru Indonesia yang tumbuh positif pada April 2021.

Investor kembali memburu SBN hari ini, ditandai dengan menurunnya yield SBN acuan di semua tenor. SBN tenor 3 tahun menjadi yang paling terbanyak diburu oleh investor pada hari ini, terlihat dari yield-nya yang mengalami penurunan signifikan, yakni sebesar 9,4 basis poin (bp) ke level 4,7%.

Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan acuan obligasi negara juga turun signifikan sebesar 9,2 bp ke posisi 6,437% pada hari ini.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Investor obligasi pemerintah lagi-lagi tak menghiraukan rilis data ekonomi RI yang positif pada hari ini, di mana data penjualan ritel RI periode April 2021 mulai pulih, setelah selama 16 bulan beruntun mengalami kontraksi akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada April 2021 berada di 220,4. Naik 17,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan 15,6% dari April 2020 (year-on-year/yoy).

"Responden menyampaikan peningkatan kinerja penjualan eceran didorong meningkatnya permintaan selama Ramadan didukung berbagai program potongan harga (diskon). Peningkatan penjualan terjadi pada mayoritas kelompok komoditas yang disurvei, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," sebut laporan BI.

Pada Mei 2021, penjualan ritel diperkirakan mampu kembali tumbuh positif baik secara bulanan maupun tahunan. BI memperkirakan IPR Mei 2021 sebesar 223,9, naik 1,6% mtm dan 12,9% yoy.

Hal sama juga terjadi di obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang juga turun pada sesi pra pembukaan pasar (pre-opening) Kamis pagi waktu AS, jelang rilis data inflasi AS periode Mei 2021 yang akan dirilis pada pukul 08:30 pagi waktu AS atau pukul 19:30 malam waktu Indonesia.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun naik 0,9 basis poin ke level 1,498% pada pukul 04:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya di level 1,489% pada penutupan Rabu (8/6/2021) kemarin.

Pemerintah AS akan merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei yang menurut polling ekonom oleh Dow Jones diperkirakan naik 4,7% secara tahunan. Pada April, inflasi menguat 4,2% menjadi laju yang tercepat sejak 2008. The Fed sebelumnya memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus.

Namun, sikap pelaku pasar saat ini terbelah menjadi dua sisi, di mana salah satu sisi ada yang meyakini kebijakan moneter AS segera berbalik, namun satu sisi lainnya memprediksi masih ada waktu untuk mempertahankan kebijakan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular