Bursa Asia Oke Banget! Nikkei Terbang, IHSG Melesat

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
10 June 2021 17:05
A man walks past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama Asia ditutup menguat pada perdagangan Kamis (10/6/2021), di tengah sikap investor yang sedang menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada malam nanti waktu Indonesia.

Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah tipis cenderung flat pada hari ini, yakni turun tipis 0,01% ke level 28.738,88.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,34% ke 28.958,56, Shanghai Composite China terkerek 0,54% ke 3.610,92, Straits Times Singapura tumbuh 0,29% ke 3.162,50, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,26% ke 3.224,64.

Sementara untuk pasar saham Indonesia, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga kembali melesat nyaris 1%, yakni melesat 0,99% ke posisi 6.107,54.

Di China, bank sentral mengatakan inflasi pada dasarnya masih terkendali dan kebijakan moneter akan tetap stabil.

Bank sentral China berkomentar tersebut sehari setelah kekhawatiran atas tekanan inflasi diantisipasi oleh data ekonomi yang menunjukkan kenaikan harga tercepat di tingkat pabrik dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.

Indeks harga produsen (producer price index/PPI) Jepang pada periode Mei 2021 telah dirilis pada pagi hari ini.

Dilansir data dari Trading Economics PPI Negeri Sakura pada Mei naik menjadi 4,9% secara tahunan (year-on-year/YoY), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 di level 3,8%.

Sementara secara bulanan (month-on-month/MoM), PPI Jepang pada Mei 2021 tercatat turun ke level 0,7%, dari sebelumnya pada April lalu di level 0,9%.

Pelaku pasar global masih memantau data inflasi yang mempengaruhi laju perubahan kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dari ekstra longgar menjadi ketat.

Departemen Tenaga Kerja dijadwalkan merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Mei yang menurut polling ekonom oleh Dow Jones diperkirakan naik 4,7% secara tahunan. Pada April, inflasi menguat 4,2% menjadi laju yang tercepat sejak 2008.

The Fed sebelumnya telah memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus.

Namun, sikap pelaku pasar saat ini seakan terbelah antara mereka yang meyakini kebijakan moneter AS segera berbalik, sementara lainnya memprediksi masih ada waktu untuk mempertahankan kebijakan tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular