
Investor Abaikan Data IKK RI, Harga SBN Kompak Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kompak menguat pada perdagangan Rabu (9/6/2021), di tengah turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat pada sesi pra-pembukaan (pre-opening) perdagangan Rabu dini hari waktu AS.
Investor kembali memburu SBN hari ini, ditandai dengan menurunnya yield SBN acuan di semua tenor. SBN tenor 25 tahun sepertinya menjadi yang paling terbanyak diburu oleh investor, terlihat dari yield-nya yang mengalami penurunan signifikan, yakni sebesar 10,8 basis poin (bp) ke level 7,377%.
Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun dengan kode FR0087 yang merupakan acuan obligasi negara juga turun sebesar 0,9 bp ke posisi 6,437% pada hari ini. Yield berlawanan arah dari harga sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor obligasi pemerintah cenderung mengabaikan data indeks keyakinan konsumen (IKK) periode Mei 2021 yang kembali tumbuh lebih baik dari periode April lalu. Umumnya ketika IKK membaik, maka investor bertaruh ekonomi akan menguat sehingga investasi obligasi menjadi kalah menarik dari saham.
Data yang dirilis dari dalam negeri menunjukkan konsumen semakin percaya diri melihat perekonomian saat ini dan beberapa bulan ke depan. Ini terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).
Bank Indonesia (BI) melaporkan IKK periode Mei 2021 sebesar 104,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 101,5. IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka artinya konsumen optimistis memandang perekonomian baik saat ini hingga enam bulan mendatang.
Walaupun begitu, investor obligasi pemerintah RI cenderung mengikuti sikap investor obligasi pemerintah AS (Treasury) yang juga sedang memburu obligasi tersebut, dilihat dari penurunan yield-nya pada perdagangan pre-opening, dini hari waktu AS.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun turun 1,5 basis poin ke level 1,513% pada pukul 04:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya di level 1,528% pada penutupan Selasa (8/6/2021) kemarin.
Data inflasi yang ditunjukan pada indeks harga konsumen (IHK) AS akan dirilis pada Kamis (10/6/2021) malam waktu Indonesia. IHK periode Mei diperkirakan naik 4,7% secara tahunan, menurut polling ekonom oleh Dow Jones. Pada April, inflasi menguat 4,2% menjadi laju yang tercepat sejak 2008.
Investor telah mengamati data inflasi dengan cermat, dan pelaku pasar masih khawatir bahwa hal itu dapat mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk mengurangi pembelian asetnya lebih cepat. Namun The Fed berulang kali mengatakan bahwa kenaikan inflasi bukan permanen karena hanya ditopang oleh stimulus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi