
Sentimen Pembukaan Ekonomi Bantu Dow Futures Menguat Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Selasa (8/6/2021), mengindikasikan bahwa kembalinya optimisme pelaku pasar berpeluang membawa Wall Street ke level tertinggi baru.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 10 dari nilai wajarnya, sementara kontrak serupa indeks S&P 500 menguat sebesar 0,2%. Indeks Nasdaq tumbuh 0,6% setelah saham Tesla, yang bulan lalu anjlok 10%, berbalik menguat sebesar 3% di sesi pra-pembukaan.
Produsen mobil listrik tersebut mengumumkan penjualan 33.463 produknya di China pada Mei, melesat 29% dari posisi April. Sementara itu, saham Delta Air Lines menguat 1,5% setelah Jefferies menaikkan rekomendasi saham tersebut.
Saham Boeing menguat lebih dari 1% setelah maskapai Southwest Airlines mengumumkan rencana menaikkan pesanan seri 737 Max hingga 30 lebih di tengah tren pulihnya perjalanan udara di rute internasional.
Pada Senin, indeks S&P 500 surut 0,08% dan tinggal 0,27% lagi untuk menyentuh rekor tertinggi harian yang dicetaknya pada 7 Mei. Sementara itu, indeks Dow Jones anjlok 126 poin, atau 0,36%, menjadi kinerja harian terburuk sejak 19 Mei.
Nasdaq menguat 0,5% pada periode yang sama, berkat reli saham Biogen yang mencapai 38% berkat angin positif dari Badan Obat dan Makanan AS (Food and Drugs Agency/FDA) yang mengizinkan penggunaan obat produksinya untuk mengatasi Alzheimer.
Sentimen positif datang dari angka pengangguran Mei yang membaik menjadi 5,8% dari bulan April yang sebesar 6,1%. Namun, kini investor memantau data inflasi AS per Mei yang akan dirilis pada Kamis nanti.
Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka inflasi Mei akan menjadi 4,7% secara tahunan. Bulan lalu, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Negara Adidaya tersebut melesat 4,2% secara tahunan, menjadi laju yang tercepat sejak 2008.
"Reaksi pasar hari ini menunjukkan bahwa keprihatinan seputar itu masih akan di sini," tutur analis Goldman Sachs Chris Hussey dalam laporan risetnya pada Senin, yang dikutip CNBC International.
Jika data inflasi Kamis tersebut menunjukkan tren percepatan, pasar bakal mengantisipasi rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pekan depan yang kemungkinan berujung pada pengurangan kebijakan moneter longgar yang telah dijalankan selama ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rilis Kinerja Keuangan Membaik, Wall Street Dibuka Hijau!