
Dow Futures Tertekan Lagi, Aksi Lawan Short-Seller Kian Marak

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) tertekan pada perdagangan Kamis (3/6/2021), setelah indeks acuan saham di Negara Adidaya itu menguat mendekati level tertingginya.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average drop 210 poin dari nilai wajarnya, berbarengan dengan kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq yang tertekan masing-masing sebesar 0,7% dan 0,9%.
Kekhawatiran inflasi dan bagaimana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyikapi memperberat sentimen pasar. Saham siklikal yang diuntungkan dari pemulihan ekonomi terkena aksi jual di sesi pra-pembukaan, di antaranya saham United Airlines and American Airlines.
Indeks S&P 500 saat ini sudah semakin mendekati level tertingginya, dengan selisih kurang dari 1%, dan belum bisa beranjak dari posisi tersebut dalam 2 pekan terakhir. Sepanjang tahun berjalan, indeks S&P 500 melesat 12% sepanjang tahun berjalan.
Saham yang bakal diuntungkan dari pembukaan ekonomi cenderung tertekan di sesi pra-pembukaan seperti Marriott, Carnival, Gap dan GE. Saham AMC anjlok 10% setelah menjajaki penjualan 11,55 juta saham kelas A.
Pelaku jual kosong (short-sell) terhadap saham AMC merugi US$ 2,8 miliar, menurut S3 Partners, setelah saham perseroan kemarin menguat. Akibatnya, saham perseroan mencetak kerugian tahun berjalan (year-to-date/YTD) lebih dari US$ 5 miliar.
Sesuai perjanjian awal, pelaku short sell-yang meminjam saham dari broker di harga tinggi dan berharap cuan ketika harganya turun karena membayar utangnya di harga rendah-wajib membayar kewajibannya dengan harga pasar yang lagi membumbung tinggi.
Kemarin, saham lain ikut masuk ke jajaran saham yang dijaga netizen cum trader dari pelaku short-selling, seperti Blackberry, yang sahamnya melesat nyaris 32%, mengikuti saham GameStop yang telah melompat hingga 33,2%.
"Tidak jelas apakah pergerakan indeks S&P 500 yang flat itu merupakan kelanjutan suasana libur pekan lalu, fenomena kelesuan Mei-Juni, atau hanya bagian dari kembali ke musim semi normal," tutur analis Goldman Sachs Chris Hussey, sebagaimana dikutip CNBC International.
Pelaku pasar mencermati rilis data penyerapan tenaga kerja ADP yang membuat indeks Dow Jones menguat hanya 25,1 poin kemarin, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat tipis di kisaran 0,1%.
Pelaku pasar masih memantau kebijakan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) terkait dengan tekanan inflasi dan pembukaan kembali ekonomi AS jelang rilis data penyerapan tenaga kerja Mei. Sejauh ini ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan 671.000 tenaga kerja baru yang terserap pada Mei, naik dari penyerapan April 266.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 BUMN China Hengkang Dari Wall Street