5 Hari Anteng di US$ 1.900, Emas Bingung Tentukan Arah Tujuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia akan cenderung terkonsolidasi di level saat ini setelah berhasil tembus US$ 1.900/troy ons. Sepanjang tahun berjalan harga emas sudah tercatat naik meskipun masih sangat tipis.
Pada perdagangan Kamis (3/6/2021) waktu Asia, harga emas dunia melemah 0,06% ke US$ 1.906,8/troy ons. Sudah lima hari terakhir ini harga emas konsisten di atas US$ 1.900/troy ons.
Secara teknikal tren rata-rata harga emas periode 50 harian (MA50) terus bergerak naik. Garis MA50 terus bergerak menjauhi garis MA100 dan mendekati garis MA200. Apabila garis MA50 berhasil memotong ke atas MA200 maka pola golden cross akan terbentuk dan tren bullish emas jangka panjang terkonfirmasi.
Untuk saat ini, kondisi yang mendukung emas masih cukup solid. Indeks dolar yang mengukur posisi greenback terhadap mata uang lain tetap berada di bawah 90. Harga aset cryptocurrency Bitcoin juga tertahan di bawah US$ 40.000.
Tak ketinggalan aset safe haven lain yaitu US Treasury atau surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun yang menjadi acuan mengalami kenaikan harga yang tercermin dari penurunan imbal hasil (yield). Kini US Treasury yield sudah turun di bawah 1,6%.
Kombinasi ketiga faktor di atas menjadi katalis positif untuk emas. Apalagi jika ditambah dengan suhu perekonomian AS yang menghangat. Inflasi yang tinggi merupakan kondisi makroekonomi yang menguntungkan emas sebagai aset inflation hedge.
Namun jika stance pengetatan moneter ditempuh oleh bank sentral AS yakni Federal Reserves (The Fed) maka harga emas akan cenderung terkoreksi karena terjadi peningkatan opportunity cost.
Pelaku pasar mulai mengantisipasi bahwa 'Jerome Powell and the Gang' bakal menyedot kembali likuiditas yang sudah dipompa ke sistem keuangan. Apalagi anggota komite pengambil kebijakan The Fed sudah mulai menggaungkan perlunya diskusi tentang penyesuaian program pembelian aset jika ekonomi AS terus membaik.
Strategi komunikasi The Fed akan memainkan peran penting terhadap respons pasar. Tapering yang terlalu mendadak hanya akan menyebabkan pasar keuangan goyang yang dibarengi dengan penguatan dolar AS. Apresiasi greenback berarti kabar buruk bagi emas.
Namun apabila membaca psikologis pasar saat ini, harga emas masih berpeluang untuk melanjutkan penguatannya meski harus terkonsolidasi terlebih dahulu di level sekarang.
[Gambas:Video CNBC]
Emas Memang Kalah Sama Bitcoin, tapi Kalau Drop Lagi, Serok!
(twg/twg)