
Semangat Cari Cuan, Mayoritas Bursa Saham Asia Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas Pasar saham Asia dibuka menguat pada perdagangan Kamis (3/6/2021), jelang rilis data aktivitas jasa China yang tercermin pada indeks manajer pembelian periode Mei 2021.
Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka menguat 0,23%, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,13%, Straits Times Singapura terapresiasi 0,37%, dan KOSPI Korea Selatan naik 0,19%.
Sementara untuk indeks Shanghai Composite China dibuka turun tipis 0,04% pada pagi hari ini.
Dari data ekonomi, data indeks manajer pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Jasa Jepang versi Jibun Bank (Markit) final periode Mei 2021 telah dirilis pada pagi hari ini.
Berdasarkan data dari Trading Economics dan otoritas setempat, PMI Jasa Negeri Matahari terbit pada Mei tercatat turun ke level 46,6, dari sebelumnya pada April lalu di level 49,5.
Angka PMI di atas 50 mengindikasikan ekspansi, dan di bawah itu menunjukkan kontraksi. Oleh karena itu, PMI jasa Jepang kembali berkontraksi pada Mei 2021.
Turunnya aktivitas jasa Jepang pada Mei disebabkan karena adanya pembatasan wilayah (lockdown) di negara tersebut, menyusul kenaikan kasus aktif virus corona (Covid-19) yang telah menjangkiti kembali sejak April lalu.
Investor juga akan mengamati rilis data ekonomi yang sama, yakni PMI Jasa China periode Mei 2021 versi Caixin/Markit yang akan dirilis pada pukul 09:45 waktu setempat atau pukul 08:45 WIB.
Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup menguat tipis-tipis pada perdagangan Rabu (3/6/2021) waktu setempat. Saham-saham sektor energi memimpin penguatan berkat kenaikan harga minyak mentah.
Indeks Dow Jones penguatannya paling tipis 0,07% ke 34.600,38, kemudian Nasdaq 0,14% ke 13.756,33, dan S&P 500 0,2% ke 4.208,12. Ketika indeks utama tersebut berada di dekat rekor tertinggi sepanjang masa.
Wall Street yang bergerak tipis-tipis di pekan ini menjadi indikasi pelaku pasar menanti rilis data tenaga kerja AS pada hari Jumat (4/6/2021) besok.
Hasil survei dari Dow Jones memperkirakan sepanjang bulan Mei perekonomian AS mampu menambah 671.000 pekerja, naik dari bulan sebelumnya 266.000 tenaga kerja.
Data tenaga kerja merupakan salah satu indikator kesehatan ekonomi AS, sehingga berdampak signifikan ke pasar saham.
Selain itu, kekhawatiran inflasi dan bagaimana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menyikapi memperberat sentimen pasar.
"Ekspektasi inflasi juga naik melampaui yang bisa dicapai dalam jangka pendek. Inflasi dalam pandangan kami sedang berayun dan akhirnya melampaui target The Fed," tulis Kepala Perencana Saham Morgan Stanley Mike Wilson dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melesat lagi 1,5% ke US$ 68,75/barel yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari 2 tahun terakhir. Ekspektasi meningkatnya permintaan saat bensin saat musim panas di AS memicu kenaikan tersebut.
"Meski ada kecemasan akan pengetatan pembatasan sosial akibat peningkatan kasus Covid-19 di beberapa wilayah Asia, tetapi pasar sepertinya fokus pada potensi peningkatan permintaan di Amerika Serikat dan Eropa," tulis analis dari ING Economics dalam sebuah catatan, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (1/6/2021).
"Di AS, periode berkendara saat musim panas resmi dimulai setelah Memorial Day di awal pekan, dan kita memasukinya saat persediaan bensin sedang dalam tren menurun, dan tidak jauh dari level terendah dalam lima tahun terakhir," tambahnya.
Emiten energi sukses membukukan penguatan cukup tajam, saham Occidental Petroleum naik sekitar 2,7%, kemudian Marathon Oil 0,9%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
