
Blak-blakan Dirut Garuda Soal Wacana Pensiun Dini Karyawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Demi menyelamatkan keuangan perusahaan, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membuka peluang kepada para karyawan untuk mengambil pensiun dini. Langkah itu disebut oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra sebagai upaya terbaik di tengah tekanan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Kami sudah diskusi panjang lebar dengan para karyawan, pensiun dini merupakan pilihan yang menurut kami pilihan yang terbaik," ujar Irfan kepada CNBC Indonesia seperti ditulis, Minggu (30/5/2021).
"Memang ada opsi dirumahkan dan sebagainya. Tapi saya dan direksi, kami sepakat bahwa itu unfairness. Merumahkan dan tidak memberikan mereka pendapatan tentu saja kita meski mikir karyawan memiliki utang, cicilan rumah, biaya sekolah, biaya internet pula yang cukup tinggi," lanjutnya.
Untuk itu, pihak manajemen Garuda Indonesia akan memastikan, pelaksanaan tawaran pensiun dini ini bersifat sukarela, tanpa adanya pemaksaan.
"Harapan kita banyak karyawan Garuda yang mungkin sudah mapan, sudah mendekati masa pensiun, yang mungkin punya pilihan di luar, yang mungkin anggota keluarganya beberapa bekerja di Garuda, untuk memberi kesempatan pada yang lainnya untuk berkontribusi di Garuda," kata Irfan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, di masa pandemi ini, karyawan terpaksa melakukan kerja dari rumah atau work from home. Sehingga, membuka peluang bagi para karyawan yang mungkin memiliki opsi lain di masa depannya. Perseroan pun akan membuka konseling dan diskusi kepada karyawan, agar bisa menentukan pilihannya dengan sadar dan tanpa paksaan.
Sepanjang masa pandemi Covid-19, Garuda Indonesia yang berkode saham GIAA menjadi salah satu perusahaan yang paling terdampak pandemi, imbas kebijakan pemerintah yang membatasi pergerakan masyarakat.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang disampaikan perusahaan, hingga kuartal III-2020 lalu, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar 1,14 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun, secara year to date. Angka ini turun 68% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019. Sementara, pendapatan penumpang turun 71%, kargo turun 26%, dan pendapatan dari keberangkatan haji hilang total, atau turun hingga 100%.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penumpang Mudik Naik 45%, Garuda Siapkan 1,2 Juta Kursi