Bursa Asia Start Semarak, Nikkei Melesat, tapi Shanghai Galau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 May 2021 09:00
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kembali dibuka menguat pada perdagangan Jumat (28/5/2021), karena investor memantau debut saham JD Logistics yang baru saja terdaftar di bursa saham Hong Kong.

Tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,63%, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,08%, Straits Times Singapura menguat 0,46%, dan KOSPI Korea Selatan tumbuh 0,34%.

Sedangkan untuk Shanghai Composite China sempat dibuka naik tipis 0,04%. Namun selang satu menit, Shanghai melemah 0,13%.

Perusahaan logistik dan e-commerce raksasa China, JD.com akan memulai debut-nya di Hong Kong pada pembukaan pasar saham pagi hari ini. Sebelumnya, saham JD Logistics telah listed di bursa Hang Seng Hong Kong dengan harga 40,36 dolar Hong Kong.

Sementara itu dari data ekonomi, indeks harga konsumen (IHK) Tokyo pada periode Mei 2021 telah dirilis pada pagi hari ini. Berdasarkan data dari Trading Economics, IHK tahunan Tokyo tercatat masih tumbuh negatif menjadi -0,4% (year-on-year/YoY).

Sementara untuk IHK inti Tokyo pada Mei tahun ini tercatat masih sama dengan periode yang sama pada tahun 2020, yakni di -0,2% (YoY).

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup beragam cenderung hijau pada penutupan perdagangan dini hari tadi waktu Indonesia seiring dengan rilis data ketenagakerjaan yang baik dan menjadi sinyal-sinyal pemulihan ekonomi.

Tercatat indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,41% ke level 34.464,64, indeks S&P 500 juga berhasil naik 0,12% ke 4.200,88. Hanya Nasdaq yang terkoreksi, meskipun hanya tipis saja yakni 0,1% ke posisi 13.736,28.

Data ketenagakerjaan menunjukkan jumlah warga AS baru yang mengajukan klaim pengangguran turun jauh melebihi ekspektasi pekan lalu dan menjadi level terendah selama 14 bulan terakhir di angka 406 ribu, seiring dengan restriksi pasca Covid-19 yang terus diperlonggar sementara itu data lain mengenai pengeluaran bisnis di barang-barang perlengkapan mulai membaik.

Meskipun demikian melesatnya ekonomi menyebabkan para pelaku pasar terus memantau komentar dari para petinggi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) karena menakutkan, di mana investor beranggapan bahwa nantinya akan ada pengurangan stimulus dari Jerome Powell dkk.

"Ketika anda melihat data pengangguran yang menunjukkan adanya perkembangan ekonomi, apabila hal ini terjadi lagi di periode selanjutnya, maka tentu saja akan muncul ketidakpastian di pasar," ujar Brad Mc Millan, Chief Investment Officer, Commonwealth Financial Network seperti dikutip dari Reuters.

"Memang banyak petinggi The Fed yang berbicara dan mengatakan akan terus memberikan stimulus akan tetapi dengan ini tentunya kita akan tetap nerveous."

Sebelumnya memang banyak petinggi The Fed yang mengatakan bahwa bank sentral AS tersebut belum siap untuk menyesuaikan dukungan dari sektor moneter, meskipun ada beberapa petinggi yang mengatakan bahwa mereka siap berdiskusi lebih lanjut mengenai pengurangan pembelian obligasi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular