Bursa Asia

Selamat! Bursa Filipina Juaranya, Nikkei Drop, IHSG Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
27 May 2021 16:48
A woman walks by an electronic stock board of a securities firm in Tokyo, Tuesday, Dec. 3, 2019. Asian shares slipped Tuesday, following a drop on Wall Street amid pessimism over U.S.-China trade tensions. (AP Photo/Koji Sasahara)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Koji Sasahara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia ditutup beragam pada perdagangan Kamis (27/5/2021), setelah investor bereaksi terhadap rilis data laba bersih pelaku industri China yang melesat 57% secara tahunan per April 2021.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,33% ke level 28.549,01, Hang Seng Hong Kong berakhir terdepresiasi 0,18% ke 29.113,19, dan KOSPI Korea Selatan turun tipis 0,09% ke 3.165,51.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China ditutup menguat 0,43% ke posisi 3.608,85, Straits Times Singapura terapresiasi 0,6% ke 3.164,82, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 0,45% ke 5.841,83.

Adapun untuk pasar saham Filipina pada penutupan perdagangan hari ini berhasil mencetak rekor terbarunya sejak 12 Maret. Indeks saham Negeri Duterte tersebut ditutup meroket 5,11% ke level 6.665,15.

Sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd), indeks saham Filipina sudah anjlok 8,53%, paling dalam di antara indeks saham negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).

Hal inilah yang menjadi peluang investor untuk 'nyerok' di bawah karena harga aset yang sudah murah dan menyebabkan pasar saham Filipina melesat tajam pada hari ini.

Selain itu, penyebab lainnya adalah kabar baik soal vaksinasi anti-virus corona (Covid-19), di mana Pemerintah Filipina akan mengizinkan penggunaan vaksin buatan Pfizer-BioNTech untuk anak berusia 12-15 tahun.

"Dalam pekan ini, kami akan menerbitkan amandemen untuk izin penggunaan darurat. Pfizer akan bisa digunakan untuk anak-anak usia 12-15 tahun. Perluasan penggunaan vaksin akan meningkatkan perlindungan terhadap virus," kata Rolando Enrique Domingo, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Filipina, seperti dikutip dari Reuters.

Sebagian besar pelaku pasar saham Asia merespons positif terkait data laba bersih pelaku industri China yang melesat hingga 57% secara tahunan per April.

Namun pada dasarnya, laba bersih industri China tumbuh lebih lambat pada April, dengan harga komoditas yang tinggi dan kinerja yang lebih lemah di sektor barang konsumen membatasi profitabilitas keseluruhan dari manufaktur.

"Kondisi likuiditas mikro telah membaik di pasar China, dengan peluncuran reksa dana baru yang meningkat," kata Yan Kaiwen, analis dari China Fortune Securities, dilansir dari Reuters.

Sementara itu, investor di Asia kembali berfokus pada perkembangan hubungan antara China dengan Amerika Serikat (AS).

"China dan Amerika Serikat harus bekerja sama untuk mendorong implementasi kesepakatan perdagangan Fase 1," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China, Gao Feng melalui konferensi pers.

Di lain sisi, investor akan mengamati rilis data ketenagakerjaan AS yang bakal menjadi indikator pemulihan ekonomi Negara Adidaya tersebut.

Data klaim pengangguran AS menjadi perhatian, dengan ekonom dalam survey Dow Jones mengestimasikan bahwa pada pekan lalu ada 425.000 pengangguran baru yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran atau lebih rendah dari klaim sepekan sebelumnya yang mencetak level terendah di era pandemi sebesar 444.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular