Akhir Pekan Bursa Asia Mixed, Nikkei Melesat, KOSPI Anjlok!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
21 May 2021 17:15
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. Asian stock markets have risen following a report President Donald Trump plans to delay a tariff hike on Chinese goods. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia kembali ditutup bervariasi pada perdagangan Jumat (21/5/2021) akhir pekan ini, setelah sempat dibuka menguat pada perdagangan hari ini.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,78% ke level 28.317,83, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,03% ke 28.458,44, dan Straits Times Singapura menguat 0,13% ke 3.113,84

Sedangkan untuk Shanghai Composite China berakhir melemah 0,58% ke posisi 3.486,56, KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,19% ke 3.156,42, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,42% ke 5.773,12.

Dari data ekonomi di Asia, indeks harga konsumen (IHK) Jepang pada periode April 2021 telah dirilis pada pagi hari ini.

Berdasarkan data dari Trading Economics, IHK tahunan Jepang pada April tumbuh negatif atau kembali berkontraksi menjadi minus 0,4% (year-on-year/YoY), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 di level -0,2%.

Sementara secara bulanan (month-on-month/MoM), IHK Negeri Sakura juga masih kontraksi menjadi minus 0,4%, dari sebelumnya pada Maret lalu di level -0,2%.

Adapun untuk IHK inti Negeri Sakura pada April 2021 tercatat tak mengalami perubahan, yakni tetap di level -0,1%.

Masih kontraksinya IHK di Jepang pada April tahun ini menandakan bahwa konsumsi di Negeri Sakura masih belum pulih, sebagai akibat dari pandemi virus corona (Covid-19).

Dari kabar korporasi di Asia, saham Tencent turun 3,37%, memimpin pelemahan indeks hang Seng, setelah perusahaan Nomura memangkas target harga raksasa game dan media sosial China itu setelah pendapatan inti kuartal pertama sedikit meleset dari ekspektasi broker.

Sementara itu saham yang terkait kripto di Hong Kong merosot, setelah Kepala bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell mengatakan bahwa cryptocurrency mungkin dapat menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan dan mengindikasikan bahwa regulasi yang lebih besar mungkin diperlukan.

Setelah adanya tindakan yang lebih keras oleh Beijing untuk transaksi keuangan menggunakan kripto oleh perusahaan keuangan, pelaku pasar di China mengatakan hal itu adalah bisnis yang normal di negara itu.

Sebagian pasar saham di Asia cenderung mengikuti penguatan bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis (20/5/2021) waktu setempat, setelah data pengangguran AS yang 'ok' mampu menjadi booster untuk aset-aset berisiko seperti ekuitas.

Data klaim tunjangan pengangguran di AS mencapai angka 444.000, atau jauh lebih baik dari polling Dow Jones yang semula memperkirakan angka 452.000 setelah sepekan sebelumnya mencapai 473.000.

Angka pengangguran yang terus turun menjadi indikator positif bahwa perekonomian terbesar di dunia semakin membaik seiring dengan masifnya vaksinasi dan pembukaan ekonomi secara gradual.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular