Bursa Asia Pesta Pora! Nikkei, KOSPI & STI Meroket

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
18 May 2021 16:53
Employees of the Korea Exchange (KRX) pose in front of the final stock price index during a photo opportunity for the media at the ceremonial closing event of the 2018 stock market in Seoul, South Korea, December 28, 2018.    REUTERS/Kim Hong-Ji
Foto: Karyawan Bursa Korea (KRX) berpose di depan indeks harga saham akhir selama kesempatan berfoto untuk media di acara penutupan seremonial pasar saham 2018 di Seoul, Korea Selatan, 28 Desember 2018. REUTERS / Kim Hong- Ji

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia kompak ditutup menguat pada perdagangan Selasa (18/5/2021). Investor mengabaikan data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal pertama tahun 2021 yang kembali berkontraksi.

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup meroket 2,09% ke level 28.406,84, Hang Seng Hong Kong ditutup melonjak 1,42% ke level 28.593,81, Shanghai Composite China menguat 0,32% ke 3.529,01, Straits Times Singapura terbang 2,09% ke 3.142,63, KOSPI Korea Selatan melesat 1,23% ke 3.173,05, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,01% ke 5.834,39.

Mayoritas Pelaku pasar di Asia menghiraukan data pertumbuhan ekonomi Jepang yang kembali berkontraksi pada kuartal pertama tahun 2021.

Data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal I tahun 2021 telah dirilis pada hari ini. Namun, data pertumbuhan ekonomi Negeri Matahari Terbit pada kuartal I-2021 dinilai kurang memuaskan.

Pada kuartal I-2021, ekonomi Jepang tumbuh negatif (terkontraksi) 1,3% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Lebih dalam ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu -1,2% qtq apalagi dibandingkan kuartal IV-2020 yang tumbuh 2,8% qtq.

Secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh -5,1%. Jauh memburuk ketimbang kuartal pamungkas 2020 yang tumbuh 12,7%, juga lebih parah dibandingkan konsensus Reuters yang memperkirakan di -4,6%. Ini adalah kontraksi pertama sejak kuartal II-2020.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) kembali 'bergentayangan' di Negeri Matahari Terbit. Ini membuat pemerintah kembali memberlakukan kondisi darurat di sejumlah kota besar, termasuk Ibu Kota Tokyo.

Pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat membuat permintaan anjlok. Konsumsi rumah tangga tumbuh -1,4% qtq pada kuartal I-2021, memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,2% qtq. Investasi juga mengalami kontraksi, tumbuh -1,4% qtq.

"Pasar telah mendekati nilai wajarnya, sehingga telah menemukan dasar untuk saat ini," kata Nobuhiko Kuramochi, Senior Strategist di Mizuho Securities, dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar Asia juga menghiraukan sejenak terkait pandemi virus corona (Covid-19) yang kini sedang melanda kembali sebagian negara di Asia.

Walaupun begitu, pasar perlu kembali waspada seiring meningkatnya kasus infeksi Covid-19 di sebagian negara di Asia.

Pada Senin (17/5/2021) kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengingatkan bahwa pandemi global belum akan berakhir meski tingkat vaksinasi di beberapa negara masih tinggi.

Di Asia, beberapa negara juga menunjukkan penambahan kasus seperti yang terjadi di Singapura dan Taiwan, sehingga otoritas setempat mengetatkan pembatasan aktivitas masyarakat untuk menekan penyebaran virus tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular