
Ada GoTo, Gojek Blak-blakan soal Rencana IPO di Bursa

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik Gojek, menjelaskan perkembangan terbaru pascamerger Gojek dan Tokopedia yang telah menghasilkan GoTo Group. Setelah GoTo lahir tujuan berikutnya ialah rencana Initial Public Offering (IPO) alias penawaran saham perdana di pasar modal.
"IPO memang menjadi salah satu tujuan kami untuk dapat mendukung pertumbuhan perusahaan ke tahap selanjutnya dan kombinasi bisnis ini akan mempercepat rencana tersebut," kata Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (18/5/2021).
Nila menjelaskan, perseroan baru saja menyelesaikan pembentukan GoTo. Sebab itu, prioritas utama saat ini adalah memastikan kelancaran dan optimalisasi integrasi guna menjadi platform terbaik bagi jutaan konsumen, mitra usaha dan mitra lainnya di ekosistem Goto.
Nila memahami bahwa salah satu informasi yang ditunggu adalah terkait rencana IPO, sehingga pihaknya bakal menyampaikan perkembangan rencana tersebut dalam waktu yang tepat.
"Yang pasti dengan terbentuknya GoTo, bersama-sama, kami berupaya untuk menghasilkan dampak yang lebih besar dan lebih signifikan kepada seluruh pemangku kepentingan di ekosistem kami," jelas Nila.
Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan penggabungan entitas kedua perusahaan dan berganti nama menjadi GoTo. GoTo inilah yang membawahi struktur bisnis Gojek, Tokopedia, dan layanan lainnya.
Penggabungan kedua entitas ini sekaligus menjawab rencana besar pencatatan saham entitas baru ini di Bursa Efek Indonesia melalui IPO.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan kemarin, Senin (17/05/2021), GoTo Group menggabungkan e-niaga, sesuai permintaan, dan layanan keuangan, menciptakan platform pertama di Asia Tenggara yang menampung tiga kasus penggunaan penting ini dalam satu ekosistem.
"Ekosistem GoTo mencakup 2% dari PDB Indonesia dan akan terus berkembang, melayani 270 juta konsumen Indonesia, serta pasar lain yang tumbuh cepat dan berkembang di Asia Tenggara," ungkap keterangan resmi tersebut, Senin (17/5/2021).
Kesepakatan didukung oleh investor besar termasuk Alibaba Group, Astra International, BlackRock, Capital Group, DST, Facebook, Google, JD.com, KKR, Northstar, Pacific Century Group, PayPal, Provident, Sequoia Capital India, SoftBank Vision Fund 1, Telkomsel, Temasek, Tencent, Visa dan Warburg Pincus.
Pada 2020, total nilai transaksi bruto grup (GTV) lebih dari US $ 22 miliar atau setara dengan Rp 319 triliun (kurs Rp 14.500/US$) pada tahun 2020 dengan lebih dari 1,8 miliar transaksi pada tahun 2020.
Total armada pengemudi terdaftar lebih dari dua juta pada Desember 2020 dan Lebih dari 11 juta mitra pedagang per Desember 2020.
Sementara itu, terkait rencana IPO, BEI mengatakan mengebut pencatatan saham perdana tiga perusahaan start up kelas kakap di tahun ini. Saat ini sudah ada tiga start up yang menyampaikan pendaftaran IPO-nya ini.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan pendaftaran IPO telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
"Sudah masuk filling-nya. Nah ya kita kejarlah semoga tahun ini bisa melantai," kata Inarno kepada CNBC Indonesia, Senin (17/5/2021).
Tiga perusahaan yang disebut-sebut pelaku pasar yang telah mengajukan dokumen IPO-nya ke bursa adalah Gojek, Bukalapak dan Traveloka. Namun hal ini tak segera dikonfirmasi oleh pihak bursa.
Untuk diketahui GoTo memang dikabarkan akan IPO di tahun. Menurut perhitungan Bloomberg valuasi gabungan Gojek-Tokopedia akan menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$ 35 miliar sampai dengan US$ 40 miliar atau kisaran Rp 490 triliun - Rp 560 triliun.
Jika target dana yang dihimpun dalam IPO sebesar 10% saja dari valuasi keduanya, nilainya mencapai Rp 49 triliun sampai dengan Rp 56 triliun.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Semua Pendiri Gojek-Tokopedia Hengkang dari GOTO, Ada Apa?
