
Bursa RI Dilanda Ketidakpastian, Khawatir Lonjakan Covid-19?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di hari terakhir perdagangan bursa menjelang libur Lebaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diterpa tekanan jual. Salah satu faktor pemicunya adalah kekhawatiran terjadinya peningkatan jumlah infeksi covid-19 pasca libur lebaran.
Alhasil, sampai dengan pukul 10.41 WIB ini, IHSG melemah 0,81% ke level 5.927,46 poin dengan nilai transaksi Rp 4,18 triliun dengan aksi jual pelaku pasar asing Rp 141,80 miliar.
Head of Research PT Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy menjelaskan, kejatuhan IHSG merupakan akumulasi dari berbagai faktor, antara lain kejatuhan indeks Wall Street semalam yang berimbas pada terkoreksinya bursa saham regional.
Data perdagangan menunjukkan, indeks Nikkei, Tokyo terkoreksi 2,82%, disusul pelemahan indeks Hang Seng, Hong Kong 2,10%, Indeks Shanghai Composite melemah 0,27% dan Strait Times terkoreksi 0,68%.
"Ini menjadi sentimen negatif yang menimpa IHSG," kata Robertus Yanuar, kepada CNBC Indonesia, Selasa (11/5/2021).
Selain itu, pelemahan IHSG juga disebabkan investor memilih memegang uang kas untuk mengantisipasi ketidakpastian selama periode libur Lebaran
"Ditambah lagi dengan masa libur panjang yang akan datang sehingga membuat investor lebih memilih untuk menepi dahulu untuk mengantisipasi ketidakpastian selama masa libur," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas, M, Nafan Aji Gusta Utama menilai, pelemahan IHSG juga disebabkan oleh sepinya transaksi di bulan Mei ini dan masih minimnya aksi korporasi besar.
Selain itu, beberapa investor juga cenderung mengalihkan asetnya ke instrumen lainnya seperti aset kripto, maupun ke sektor komoditas yang saat ini kembali meningkat tajam seiring ekspektasi pemulihan ekonomi global.
"Mereka diversifikasi pengelolaan aset, termasuk aset kripto dan sektor komoditas. Dan sebagain besar investor memilih untuk memegang cash atau meningkatkannya," Nafan Aji, saat dihubungi CNBC Indonesia.
Di sisi lain, kekhawatiran mutasi Covid-19 paska libur Lebaran juga akan menjadi perhatian pasar ke depan. Namun, menurut Nafan, penularan kasus Covid-19 diharapkanya kurvanya tidak akan naik secara vertikal sebagaimana yang terjadi di India, mengingat Indonesia sudah menjalankan vaksinasi massal.
"Implementasi vaksinasi massal diharapkan bisa lebih dioptimalkan," ujarnya.
Kemarin, pemerintah mengumumkan hasil tes acak kepada 6.742 pemudik di tengah larangan mudik pada lebaran 2021, yang hasilnya sekitar 4 ribu orang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Pengetatan (larangan mudik) oleh Polri di 381 lokasi dan Operasi Ketupat. Jumlah pemudik random testing dari 6.742, konfirmasi positif 4.123 orang," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin (10/5/2020).
Setelah hasil tersebut keluar, pemerintah meminta kepada setidaknya 1.686 orang langsung melakukan isolasi mandiri. Tak hanya itu, tercatat setidaknya ada 75 orang yang harus dirawat di rumah sakit.
Airlangga juga menegaskan, aparat keamanan telah menindak para pelanggar larangan mudk. Hal ini terbukti dari sekitar 41.097 kendaraan yang dipaksa putar balik ke rumah asal. Sementara itu, 306 travel gelap telah ditindak.
Pada kesempatan tersebut, dia juga menyatakan bahwa pemerintah akan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Mikro.
"Dalam pelaksanaan PPKM Mikro tahap ke 8 akan diperpanjang dengan cakupan dengan 30 provinsi. Periode 18-31 Mei, periode 2 minggu dari pasca mudik hari raya dan tentu pengetatan 3T (testing, tracing, treatment)," ujarnya.
Salah satunya adalah wilayah Sumatera yang fokus menjadi perhatian. Dari 30 provinsi, ada 11 diantaranya yang mengalami tambahan konfirmasi positif harian. Ini tentua akan mendorong tingkat keterisian rumah sakit alias bed occupancy ratio (BOR).
Sebanyak 6 provinsi di Sumatera memiliki BOR di atas 50%, yakni Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Lampung. Adapun provinsi lain yang mengalami BOR di atas 50% adalah Kalimantan Barat.
"Kenaikan BOR di Sumatera membuat Sumatera jadi perhatian pemeritah. Sedangkan di Jawa terlihat BOR rata-rata di bawah 40% dan ini merupakan terendah sepanjang periode PPKM," pungkasnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
