
Data Lapangan Kerja Buruk, Wall Street Malah Semarak

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka berayun ke jalur hijau pada perdagangan Jumat (7/5/2021), di tengah buruknya rilis data ketenagakerjaan yang memacu optimisme bahwa kebijakan moneter masih bakal tetap longgar.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 73,6 poin (-0,21%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 30 menit berbalik naik 159,9 poin (+0,46%) ke 34.708,45. S&P 500 naik 31,4 poin (+0,75%) ke 4.232,99. Sementara itu, Nasdaq lompat 168,1 poin (+1,23%) ke 13.800,97.
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan ada 266.000 tenaga kerja baru pada April dengan angka pengangguran 6,1%. Sementara itu, angka tenaga kerja baru sebulan sebelumnya (Maret) yang semula di angka 916.000 ternyata harus direvisi menjadi 770.000.
Kedua angka tersebut jauh lebih buruk dari estimasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan ada 1 juta slip gaji baru dengan angka pengangguran 5,8% atau membaik dari sebelumnya 6%.
Berbekal data tersebut, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) diprediksi masih akan melanjutkan kebijakan moneter longgar yang sekarang diberlakukan. Pelaku pasar sebelumnya khawatir dengan risiko inflasi yang bakal terjadi.
Riset Bank of America menyebutkan bahwa data pengangguran yang positif bakal memukul saham teknologi, jika berujung pada perubahan kebijakan moneter.
"Itu angka penciptaan lapangan kerja yang buruk, dan mengundang pertanyaan akan asumsi bahwa kuartal II akan melanjutkan momentum positif yang dibangun di awal tahun," tutur Ian Lyngen, Kepala Riset BMO, dalam catatan kepada investor yang dikutip CNBC International.
Pada Kamis, Dow Jones Industrial Average melesat 318 poin, atau 0,9%, atau mendekati titik tertingginya dan rekor terbarunya sebesar 34.548,53. Indeks S&P 500 menguat 0,8% menjadi 4.201,62 dan Nasdaq tumbuh 0,4% menjadi 13.632,84.
Sepanjang pekan, mayoritas indeks bursa bergerak variatif di mana indeks Dow Jones naik 2%, S&P 500 menguat 0,49% sedangkan Nasdaq melesat lebih dari 2,3%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir