Mengekor Wall Street, Bursa Asia Dibuka Sumringah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
07 May 2021 08:49
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas dibuka menguat pada perdagangan Jumat (7/5/2021), jelang laporan penggajian non-pertanian Amerika Serikat (AS) yang lebih komprehensif AS yang akan dirilis pada hari ini, di mana laporan tersebut mungkin dapat memberikan beberapa indikasi tentang apa yang bisa dilakukan bank sentral AS selanjutnya.

Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong dibuka menguat 0,54%, Shanghai Composite China dibuka tumbuh 0,15%, Straits Times Index (STI) Singapura terapresiasi 0,12%, dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,16%.

Sementara indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,19%. Namun selang sekitar satu jam setelah dibuka, indeks Nikkei berhasil menguat 0,37%.

"Ada pergerakan terbatas di pasar ekuitas semalam, karena data ekonomi yang relatif kuat diimbangi oleh berita bahwa pemerintahan Biden kemungkinan akan mempertahankan beberapa batasan di era Trump pada investasi AS di beberapa perusahaan China," tulis analis ANZ dalam catatan pagi, dikutip dari CNBC International.

Selain menanti laporan penggajian non-pertanian (non-farming payroll/NFP) AS, pelaku pasar Asia juga akan memantau data neraca perdagangan China dan indeks manajer pembelian (Purchasing Manager' Index/PMI) Jasa periode April versi Caixin pada pukul 11:00 waktu setempat atau pukul 10:00 WIB.

Berpindah ke bursa saham Negeri Paman Sam (AS), tiga indeks utama di bursa Wall Street ditutup menguat. Dow Jones Industrial Avegare (DJIA) naik 0,93%, S&P 500 terangkat 0,82%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,37%. DJIA menyentuh rekor tertnggi sepanjang sejarah.

Data ketenagakerjaan terbaru mendukung penguatan Wall Street. Pada pekan yang berakhir 1 Mei 2021, jumlah klaim tunjangan pengangguran turun 92.000 dari sepekan sebelumnya menjadi 498.000. Jumlah klaim tersebut adalah yang terendah sejak pertengahan Maret tahun lalu.

Meski pasar tenaga kerja terus membaik, tetapi masih jauh dari kata ideal. Sebab, klaim tunjangan pengangguran yang tergolong sehat ada di kisaran 200.000-250.000.

Oleh karena itu, pasar masih yakin bahwa bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan tetap mempertahankan kebijakan moneter ultra-longgar selama belum tercipta maximum employment. Suku bunga acuan akan tetap rendah, mendekati 0%.

"Investor di pasar saham bersemangat karena iklim suku bunga rendah sepertinya masih akan bertahan cukup lama, ditambah dengan adanya stimulus fiskal dari pemerintah. Kita juga melihat data ekonomi terus menunjukkan perbaikan," kata Sam Stovall, Chief Investment Strategist di CFRA Research, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular