Ada 22 Perusahaan Antre Listing, BEI: Belum Ada Unicorn-BUMN

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
29 April 2021 19:30
HUT BUMN (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Kementerian BUMN mendorong perusahaan BUMN dan anak usahanya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sering terdengar. Namun, sampai dengan hari ini belum ada perusahaan BUMN dan anaknya, serta perusahaan berstatus unicorn yang masuk dalam pipeline pencatatan bursa.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sampai dengan hingga 28 April 2021, terdapat 22 perusahaan yang menjalani proses evaluasi pencatatan di BEI lewat mekanisme penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

Sebanyak 22 perusahaan tersebut rinciannya terdiri dari dua perusahaan dari sektor basic materials (industri dasar), dua dari sektor industrial, satu dari sektor transportasi dan logistik, tiga dari sektor consumer non-cyclicals, enam dari sektor consumer cyclicals, dua dari sektor properti dan real estast, dua dari sektor teknologi, satu perusahaan dari sektor kesehatan, dua dari sektor energi, dan satu sektor keuangan.

"Dari seluruh pipeline IPO saham yang telah disampaikan sebelumnya, belum terdapat perusahaan yang merupakan unicorn dan BUMN & entitas anak," kata Nyoman Yetna, Kamis (29/4/2021).

Secara terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan sampai dengan 2023 mendatang ada 10 perusahaan BUMN yang mencatatkan saham di BEI.

Kementerian BUMN menargetkan, setidaknya dalam waktu dua tahun ke depan, minimal ada 10 BUMN yang melantai di bursa.

"Sampai 2023 minimum 10 BUMN akan kita go public-kan dan market-nya sangat besar. Hal ini tidak mungkin berhasil kalo direksi BUMN tidak punya visi yang sama bagaimana kita ingin menjaga transformasi supaya BUMN jadi backbone pertumbuhan ekonomi Indonesia," tuturnya di acara peluncuran indeks IDX-MES BUMN 17.

Erick menambahkan, transformasi BUMN tersebut diharapkan, dengan menjadi perusahaan publik, selain memperoleh pendanaan yang luas dari berbagai investor publik, perusahaan BUMN juga bisa menjadi pemain besar di sektor tertentu, seperti saat ini di sektor perbankan melalui Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara).

Bank-bank pelat merah jika digabung secara valuasi masih yang terbesar meskipun di pasar modal domestik banyak pelaku dari bank asing maupun bank swasta.

"Kita ingin memastikan BUMN yang ada bisa bersaing secara leluasa dan sustain untuk mendongkrak fundamental ekonomi Indonesia," ungkapnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir: Pertamina Akan Jadi Perusahaan Miliaran Dollar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular