Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini bukan periode yang menyenangkan bagi investor mata uang kripto. Tiga mata uang utama (Bitcoin, Etherium, Ripple) terkoreksi sangat dalam.
Dalam sepekan terakhir, Bitcoin anjlok 15,54%. Sementara Etherium turun 3,75% dan Ripple ambrol 32,17%.
Berbagai kabar buruk mendera mata uang kripto. Satu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joseph 'Joe' Biden berencana menaikkan pajak atas capital gain hampir dua kali lipat menjadi 39,6% bagi mereka yang berpendapatan US$ 1 juta/tahun.
Tahun ini, mata uang kripto naik gila-gilaan. Sejak akhir 2020 (year-to-date) harga Bitcoin melesat 74,8%. Sementara harga Etherium melonjak 206,35% dan Ripple meroket 387,74%.
"Dengan harga bitcon yang tumbuh sangat pesat, investor yang memilikinya tentu bakal menjadi salah satu subjek pajak," kata Nick Spanos, Founder Bitcoin Center NYC, seperti dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Bitcoin Sama dengan Skema Ponzi?
Dua, ada komentar menghebohkan dari Nassim Nicholas Taleb, penulis buku Black Swan yang oleh The Sunday Times dimasukkan dalam daftar 12 buku paling berpengaruh sejak Perang Dunia II. Menurut Taleb, Bitcoin cs adalah gimmick yang terlalu fluktuatif untuk menjadi mata uang dan sangat tidak aman untuk menjaga investasi dari risiko inflasi.
"Tidak ada hubungan antara hubungan antara inflasi dan Bitcoin. Bisa terjadi hiper inflasi tetapi harga Bitcoin malah nol. Tidak ada hubungan di antara keduanya," tegas Taleb dalam acara Squawk Box di CNBC International.
Lebih jauh, Taleb menilai Bitcoin dkk mirip skema ponzi yang parahnya dilakukan secara terbuka. Mereka yang tergiur dengan iming-iming kenaikan luar biasa akan berbondong-bondong masuk.
Namun waspada, dia yang terakhir masuk tidak akan mendapat apa-apa. Sebab, keuntungan yang dicetak selama ini datang dari 'peserta' baru. Kalau sudah tidak ada investor baru, mau dapat untung dari mana?
"Sesuatu yang bergerak 5% sehari, 20% sebulan, mau naik atau turun, tidak mungkin sebuah mata uang. Pasti sesuatu yang lain.
"Mata uang tanpa pengaturan dari negara bukanlah mata uang. Itu murni spekulasi. Seperti permainan yang diciptakan seseorang tetapi diberi nama mata uang," jelas Taleb.
Halaman Selanjutnya --> Kripto Paling Cuan, Tapi...
Well, kalau mau bicara cuan, Bitcoin dkk memang sangat menggiurkan. Mari kita bandingkan dengan aset-aset lain.
Kita pakai Bitcoin saja yang paling konservatif tetapi bisa menghasilkan gain hampir 75% secara year-to-date. Untuk saham, dalam periode yang sama indeks S&P 500 naik 11,12%, MSCI Asia-Pasifik bertambah 5,45%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya menguat 0,63%.
Juga dibandingkan dengan komoditas. Harga logam mulia malah sedang ngos-ngosan. Secara year-to-date, harga emas anjlok 6,3% sementara perak terkoreksi 1,43%.
Kalau semata melihat cuan, Bitcoin dkk memang sangat menggiurkan. Saham dan emas seakan jadi kerdil, tidak ada apa-apanya.
Namun ingat, semakin tinggi keuntungan tentu risiko bakal semakin tinggi pula. High risk, high gain. Seperti kata Taleb, pergerakan harga mata uang kripto bisa sangat signifikan secara harian sehingga investor perlu latihan jantung.
Selain Taleb, berbagai otoritas juga telah memperingatkan tingginya risiko mata uang kripto. Misalnya Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, yang menyebut mata uang kripto sangat berbahaya karena bisa dipakai untuk aktivitas ilegal.
Oleh karena itu, investor wajib waspada. Bagi yang belum siap mental, lebih baik investasi di tempat yang sudah 'jelas' saja.
TIM RISET CNBC INDONESIA