
Perdagangan Sepi, IHSG Cuma Naik Tipis & Gagal Tembus 6.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir hijau tipis setelah sempat jatuh ke zona merah pada perdagangan hari ini. Pada penutupan perdagangan IHSG naik tipis 0,02% ke level 5.994,18 pada perdagangan Kamis (22/4/21).
Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 8,6 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 189 miliar di pasar reguler. Tercatat 194 saham terapresiasi, 297 terkoreksi, sisanya 157 stagnan.
Asing melakukan pembelian di saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebesar Rp 163 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 68 miliar..
Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) yang dilego Rp 205 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dijual Rp 121 miliar.
Senat AS baru saja meloloskan aturan Endless Frontier Act. Di mana AS siap menginvestasikan US$ 100 miliar selama lima tahun ke depan untuk penelitian teknologi dasar dan teknologi canggih ditambah US$ 10 miliar untung membangun hub teknologi antar negara.
Meskipun demikian, tensi global terutama diantara dua negara terbesar di dunia AS dan China bisa kembali memanas setelah dua partai terbesar di senat AS, Demokrat dan Republik juga setuju untuk menurunkan aturan yang akan menekan Beijing mengenai masalah hak asasi manusia dan kompetisi ekonomi.
Selanjutnya Bank Sentral Eropa (ECB) akan merilis kebijakan moneternya dan pada hari ini dan menjadi rilis yang dinanti-nanti oleh para investor. ECB disebut kemungkinan akan tetap menahan suku bunga di level yang rendah. ECB diekspektasikan akan mempertahankan era suku bunga rendah hingga 2023 atau paling tidak hingga pertengahan 2022.
Meskipun demikian yang dinanti oleh pelaku pasar tentunya adalah apakah ECB akan memutuskan untuk mengurangi perlahan pembelian aset atau tetap melanjutkanya untuk menyuntik likuiditas ke pasar.
Kontraksi ekonomi juga diekspektasikan akan banyak terjadi di negara-negara Uni-Eropa akan tetapi melihat reli mata uang Euro bulan ini, sepertinya investor tidak akan terlalu takut akan hal ini.
Memang investor di negara bagian Uni-Eropa sangat beriorentasi kepada masa depan. Sehingga meskipun kecepatan vaksinasi EU kalah jauh dibanding dengan AS dan Britania Raya, mereka mengangap di EU semakin banyak orang yang divaksin semakin baik, apalagi setelah pemerintah EU kembali memperbolehkan pengunaan vaksin Johnson & Johnson yang sempat geger karena menyebabkan pembekuan darah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000