IHSG Melemah 0,55%, Asing Jual TAPG-INKP & Borong BBRI-BBTN

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
19 April 2021 17:05
Pengunjung melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 5,01% ke 4.895,75. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dihentikan sementara (trading halt) setelah  Harga tersebut ke 4.895,75 terjadi pada pukul 15.33 WIB.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: IHSG Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dalam negeri kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Senin (19/4/2021), di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,55% ke level 6.052,54.

Data perdagangan mencatat sebanyak 209 saham menguat, 271 melemah dan 169 lainnya stagnan. Nilai transaksi hari ini kembali menyusut menjadi Rp 9,3 triliun. Tercatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 193 miliar.

Ada enam saham yang dilepas oleh investor asing pada perdagangan sesi I hari ini, di mana saham yang baru tercatat (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) menjadi incaran investor untuk dijual pada hari ini.

Berikut keenam saham yang dilepas oleh investor asing pada penutupan perdagangan Senin (19/4/2021).

Di saat IHSG kembali melemah dan asing kembali mencatatkan outflow di pasar saham, ada pula saham yang masih diburu oleh asing hari ini, di mana saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) kembali diincar oleh investor.

Adapun saham-saham yang diburu oleh asing pada penutupan perdagangan hari ini adalah:

Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur pada bulan ini. Salah satu faktor yang tentunya akan menjadi pertimbangan MH Thamrin adalah stabilitas nilai tukar rupiah.

Gubernur Perry Warjiyo dan kolega dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 April 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI-7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di level 3,5%.

Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, seluruhnya menyatakan demikian, tidak ada dissenting opinion.

"Setelah mempertahankan suku bunga bulan lalu, kami merasa bahwa BI cukup nyaman dalam menjaga selisih suku bunga di tengah pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral juga masih meyakini bahwa masih ada ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga denganBI 7 Day Reverse Repo Rate di posisi yang sekarang. Oleh karena itu, posisi kami adalah BI akan terus mempertahankan suku bunga sepanjang 2021," papar riset Citi.

Kemudian, Citi juga menilai stabilitas nilai tukar rupiah akan menjadi pertimbangan BI. Sebagai catatan, rupiah melemah 1,11% di hadapan dolar AS dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date), depresiasi rupiah mencapai 3,7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular