Laju Penguatan Rupiah Melambat, Ternyata Ini Penyebabnya!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 April 2021 12:22
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mampu mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (19/4/2021). Meski demikian, penguatan rupiah sudah jauh terpangkas ketimbang di awal perdagangan pagi tadi.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melesat 0,41% ke Rp 14.500/US$. Sayangnya level tersebut menjadi yang terkuat bagi rupiah hari ini. Pada pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.550/US$, penguatan hanya tersisa 0,07% saja.

Rupiah masih akan mampu mempertahankan penguatan di sisa perdagangan hari ini, tetapi untuk menembus ke bawah Rp 14.500/US$ sepertinya belum akan terjadi. Hal tersebut terindikasi dari pergerakan rupiah di pasar non-deliverable forward (NDF) yang tidak berbeda jauh siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan.

PeriodeKurs Pukul 8:45 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.566,50Rp14.550,9
1 BulanRp14.594,60Rp14.589,0
2 BulanRp14.674,50Rp14.645,0
3 BulanRp14.731,50Rp14.698,0
6 BulanRp14.904,00Rp14.866,0
9 BulanRp15.078,50Rp15.031,0
1 TahunRp15.248,50Rp15.216,2
2 TahunRp15.981,60Rp15.906,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Penguatan tajam rupiah di awal perdagangan terjadi setelah indeks dolar AS yang merosot dalam 2 pekan terakhir.

Sepanjang pekan lalu indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut turun 0,66% ke 91,556 yang merupakan level terendah dalam 1 bulan terakhir. Di pekan sebelumnya indeks dolar AS juga anjlok 0,92%. Artinya dalam 2 pekan mengalami penurunan lebih dari 1,5%.

Indeks dolar AS tertekan setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, pada Rabu lalu yang menyebutkan perekonomian AS memang sudah membaik, dan inflasi juga akan terus naik. Tetapi hal tersebut masih belum cukup bagi The Fed untuk menaikkan merubah kebijakan moneternya, yang masih akan dipertahankan hingga krisis berakhir.

Melihat rupiah yang tidak pernah menguat dalam 9 pekan terakhir, dan indeks dolar AS yang turun selama 2 pekan, maka wajar terjadi penguatan tajam di awal perdagangan hari ini.

Sayangnya, indeks dolar AS bangkit dan menguat 0,1% hingga siang ini, yang membuat rupiah memangkas penguatan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular