Layanan Ritel Citigruop Hengkang dari RI, OJK Buka Suara

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 April 2021 12:20
Dok. Instagram Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso
Foto: Dok. Instagram Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso

Jakarta, CNBC Indonesia - Regulator industri keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan respons terkait pengumuman dari Citigroup menutup bisnis ritel di 13 negara termasuk Indonesia.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan OJK selaku regulator telah menerima penjelasan dari Citi Indonesia.

"Pada hakekatnya Citibank Indonesia masih menunggu detail keputusan karena belum terdapat rincian teknis pelaksanaan," kata Wimboh yang dilansir CNBC Indonesia dari detikcom, Sabtu (17/4/2021).

Wimboh mengatakan bahwa Citibank Indonesia sudah berkomitmen untuk senantiasa mematuhi ketentuan di Indonesia dalam menindaklanjuti strategic direction ini.

"Bisnis consumer banking akan tetap berjalan (business as usual) sampai dengan direction dari global terkait time line penutupan business consumer banking diterima," ujar Wimboh.

Wimboh menyebut OJK telah meminta Citibank untuk mengkomunikasikan kepada segenap nasabah baik segmen korporasi/komerisal (ICG) maupun consumer (GCB) serta segenap pemangku kepentingan dan Otoritas terkait lainnya.

Penutupan segmen consumer banking tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga terjadi pada 13 wilayah lainnya termasuk negara termasuk China, India, Australia, Polandia dan Rusia.

Sebelumnya CEO Citi, Jane Fraser juga mengumumkan jika Citi tahun ini mulai fokus untuk menjalankan bisnis Global Consumer Bank di Asia dan EMEA di empat global wealth center dan keluar dari bisnis Consumer Banking di 13 negara, termasuk Indonesia.

Pihak Citi Indonesia memastikan penutupan segmen ini disebut tidak akan mengganggu pelayanan kepada nasabah.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi memberikan tanggapan terkait ini. Ia berujar strategi ini akan menciptakan peluang besar pagi perusahaan.

Ia pun menegaskan tak ada perubahan langsung pada operasi di Tanah Air. Ia menjamin tak ada dampak langsung ke karyawan.

"Penyegaran strategi oleh Citi ini akan menciptakan peluang besar bagi kami untuk menawarkan nilai proposisi yang berbeda dan unik kepada para klien kami, saat kami memasuki fase baru pertumbuhan dan transformasi yang berfokus pada bisnis perbankan institusional kami," katanya dalam pernyataan pers, diterima CNBC Indonesia, Jumat (16/4/2021).

"Tidak akan ada perubahan langsung pada operasi kami di Indonesia, dan tidak ada dampak langsung terhadap para karyawan kami setelah pengumuman ini. Untuk saat ini, kami akan terus melayani klien dan nasabah kami dengan penuh perhatian, empati, dan dedikasi yang sama seperti yang kami lakukan selama ini."

Citigroup hadir di RI sejak 1968. Saat ini, menurut Batara bank melayani 90% dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia dan mengumpulkan dana sebesar lebih dari US$ 10 miliar untuk para klien di tahun lalu.

Sebelumnya, Citigroup memutuskan untuk mencabut layanan bisnis retail bankingnya dari 13 negara. Selain RI, ada Australia, Bahrain, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Bank tersebut sebaliknya akan mengoperasikan jasa perbankan konsumen di empat pusat keuangan dunia yaitu Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab (UEA) dan London. Langkah ini dianggap sebagai bagian dari tinjauan berkelanjutan atas strategi perusahaan oleh Chief Executive Officer Jane Fraser, yang mengambil alih bulan lalu.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Citigroup Cabut, Bos Citi Indonesia Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular