Kurs Rupiah Terpaku di Rp 14.530 Sejak Pagi, Ada Apa Ini?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 April 2021 12:28
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) sejak pembukaan hingga pertengahan perdagangan Jumat (9/4//2021). Indeks dolar AS sebenarnya sedang melemah, tetapi rupiah juga belum dalam kondisi yang bagus.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 14.530/US$, hingga pukul 12:00 WIB, Mata Uang Garuda masih belum beranjak dari level tersebut.

Meski demikian, rupiah berpeluang menguat di sisa perdagangan hari ini melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan.

PeriodeKurs Pukul 8:44 WIBKurs Pukul 11:54 WIB
1 PekanRp14.573,70Rp14.542,0
1 BulanRp14.642,00Rp14.602,0
2 BulanRp14.691,20Rp14.653,0
3 BulanRp14.748,80Rp14.708,0
6 BulanRp14.915,50Rp14.881,0
9 BulanRp15.083,80Rp15.044,0
1 TahunRp15.258,80Rp15.224,0
2 TahunRp15.965,80Rp15.947,8

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Indeks dolar AS yang melemah 0,43% ke 92,059 pada perdagangan Kamis kemarin. Level tersebut merupakan yang terendah dalam 2 pekan terakhir.

Namun, meski indeks dolar AS sedang melemah, rupiah belum menarik bagi pelaku pasar. Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei terbaru yang dirilis Kamis kemarin menunjukkan angka untuk rupiah 0,59, naik dari dua pekan lalu 0,45. Artinya, semakin banyak pelaku pasar yang mengambil posisi jual rupiah. Sehingga rupiah sulit untuk menguat, bahkan ketika indeks dolar AS melemah.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia hari ini merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan perbaikan.

Pada Maret 2021, BI mengumumkan IKK berada di 93,4. Meningkat dibandingkan dengan 85,8 dan 84,9 pada Februari dan Januari 2021.

IKK menggunakan angka 100 sebagai titik mula. Di atasnya berarti optimistis, sementara di bawahnya berarti pesimistis.

Artinya, IKK di bulan Maret memang sudah membaik tetapi konsumen cenderung masih pesimistis atau belum pede memandang perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

"Perbaikan keyakinan konsumen pada Maret 2021 didorong oleh membaiknya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan dan persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini. Responden menyampaikan bahwa perbaikan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan ditopang oleh membaiknya ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja, ekspansi kegiatan usaha, dan penghasilan pada 6 bulan yang akan datang," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (9/4/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular