Ogah Lanjutkan Reli, Wall Street Dibuka di Jalur Merah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
06 April 2021 20:40
A commuter walks on Wall St. across from the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., January 10, 2019. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Warga berjalan di Wall St. di seberang New York Stock Exchange (NYSE) di New York, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir di zona merah pada perdagangan Selasa (6/4/2021), setelah kemarin aksi cetak rekor tertinggi kembali muncul didorong ekspektasi pemulihan ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 70 poin (-0,2%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan 7 menit kemudian surut menjadi 63,7 poin (-0,19%) ke 33.463,5. Namun, S&P 500 tertekan 5,8 poin (-0,14%) ke 4.072,12 dan Nasdaq melemah 18,6 poin (-0,14%) ke 13.687.

Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun kemarin surut ke level 1,71%, meredam kekhawatiran soal lonjakan inflasi. Terbaru, imbal hasil surat utang yang menjadi acuan di pasar itu bercokol di level 1,7%.

Wall Street menguat pada Senin, setelah data tenaga kerja AS menunjukkan penurunan angka pengangguran dan melonjaknya indikator aktivitas sektor jasa di tengah semakin kencangnya program vaksinasi.

"Vaksinasi berjalan dengan laju rekor, dan upaya stimulus historis efforts dari Kongres memuluskan jalan berlanjutnya momentum positif di pasar," tutur Chris Larkin, Direktur Pelaksana E-Trade Financial, sebagaimana dikutip CNBC International.

Presiden Federal Reserve Cleveland Loretta Mester kepada CNBC International menyatakan bahwa dia tidak khawatir melihat perkembangan di pasar surat uang pemerintah. "Menurut saya imbal hasil obligasi yang meninggi bisa dipahami dalam konteks perbaikan outlook ekonomi."

Investor juga terus mencerna sejauh mana program stimulus infrastruktur Presiden AS Joe Biden senilai US$ 2 triliun bisa direalisasikan. Meski kedua partai politik sepakat membangun jalan dan jembatan, tetapi masih ada perbedaan pandangan mengenai nilai total dan pendanaannya.

Biden pada Senin menyatakan bahwa dia tak khawatir kenaikan pajak korporasi sebesar 28%, yang menjadi sumber pendanaan proyek tersebut, bakal memukul ekonomi. Namun demikian Senator Partai Demokrat Joe Manchin menyatakan penolakan keras atas rencana tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular