Harga Batu Bara Acuan April Naik Jadi US$ 86,68/Ton

anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 April 2021 10:32
Pekerja melakukan bongkar muat batu bara di Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Pemerintah telah mengeluarkan peraturan turunan dari Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Adapun salah satunya Peraturan Pemerintah yang diterbitkan yaitu Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Bongkar Muat Batu Bara di Terminal Tanjung Priok. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Batu Bara Acuan (HBA) April 2021 naik 2,61%, dari Maret 2021, menjadi US$ 86,68 per ton. Harga ini naik US$ 2,21 per ton dari posisi Maret 2021 sebesar US$ 84,47 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, mengatakan memanasnya perang dagang Australia dan China berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batu bara.

Menurutnya tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batu bara Indonesia ke China.

"Ini menjadi pemicu utama Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan April naik US$ 2,21 per ton menjadi US$ 86,68 dari bulan Maret lalu," kata Agung dalam keterangan resminya, Selasa, (06/04/2021).



Memburuknya hubungan Australia-China, dipicu saat Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi virus Covid-19 pada April 2020. Sementara dari pihak Beijing menganggap hal tersebut bagian dari provokasi.

"Larangan tidak resmi atas impor batu bara asal negeri Kanguru menyebabkan produksi dan logistik Tiongkok ikut terganggu," tuturnya.

Lebih lanjut Agung mengatakan, pengurangan ekspor ini juga ditimbulkan oleh adanya gangguan pelabuhan NCIG di Newcastle. Apalagi sebagian besar ekspor Newcastle ditujukan ke pelanggan jangka panjang di Asia Timur, seperti China, Jepang, dan Korea Selatan.

Batu bara yang dikirim dari Newcastle merupakan batu bara termal berkalori tinggi, yang digunakan di pembangkit listrik, bersama dengan beberapa jenis batu bara yang digunakan untuk membuat baja.

"Faktor lain yang menjadi penyebab kenaikan HBA April adalah, meningkatnya permintaan kebutuhan batu bara dari Jepang serta adanya sentimen terkait menurunnya suplai dibanding permintaan batu bara secara global," ungkapnya.

Tidak hanya dari faktor permintaan dan pasokan, perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batu bara dunia. Yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Sepanjang 2021 ini HBA sudah bergerak cukup fluktuatif. Pada Januari 2021 dibuka pada posisi US$ 75,84 per ton. Pada Februari 2021 HBA mengalami kenaikan menjadi US$ 87,79 per ton.

Kemudian turun pada Maret 2021 menjadi US$ 84,47 per ton. Dan naik lagi di April ini.

Sebagai informasi, nilai HBA bulan April ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Musim Dingin AS & Eropa, Ini Ramalan Bos Batu Bara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular