Margin Call di AS Kok Tak Goyang Bursa Utama Asia?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 March 2021 16:37
A woman walks past an electronic board showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI) at the Korea Exchange in Seoul, South Korea, March 25, 2019.    REUTERS/Kim Hong-Ji
Foto: Kospi (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas ditutup menguat pada perdagangan Selasa (30/3/2021), mengesampingkan sentimen negatif badai margin call di saham perbankan Amerika Serikat (AS).

Tercatat indeks Nikkei Jepang ditutup menguat 0,16% ke level 29.432,69, Hang Seng Hong Kong melesat 0,84% ke 28.577,50, Shanghai Composite China tumbuh 0,62% ke 3.456,68, STI Singapura terapresiasi 0,48% ke 3.190,89, dan KOSPI Korea Selatan meroket 1,12% ke 3.070.

Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,55% ke level 6.077,44 pada perdagangan hari ini.

Bursa saham Asia sebagian besar tidak terpengaruh dari sentimen margin call saham perbankan AS, karena pelaku pasar Asia lebih berfokus pada kemajuan pemulihan ekonomi AS dari pandemi corona, di mana Presiden AS Joe Biden akan mengungkapkan program stimulus lanjutan dan mengarah ke arah sektor infrastruktur pada hari Rabu (31/3/2021) besok.

Selain itu di masing-masing negara di Asia, sentimen positif lebih unggul dibandingkan dengan sentimen negatif dari kasus margin call saham perbankan AS.

Di China yang membuat indeks Shanghai ditutup melesat adalah karena dorongan dari saham siklikal seperti saham energi dan saham kesehatan, setelah beberapa perusahaan dari sektor tersebut merilis kinerja keuangan pada tahun 2020.

Seperti, saham emiten produsen kendaraan listrik China, BYD Co Ltd yang didukung oleh miliarder Warren Buffett, pada hari ini melaporkan pertumbuhan laba bersih sebesar 162% pada tahun 2020.

Sedangkan di Hong Kong yang membuat indeks Hang Seng ditutup menguat karena adanya kebijakan pelonggaran karantina wilayah (lockdown) di beberapa wilayah di Hong Kong.

Sementara di Korea Selatan, indeks KOSPI meroket karena investor asing ramai masuk di saham-saham Korsel pada hari ini.

Adapun di Jepang, indeks Nikkei berhasil berbalik arah ke zona hijau karena investor memburu kembali beberapa saham yang menjadi acuan (benchmark) di indeks Nikkei, setelah kinerjanya yang buruk setelah keputusan bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang hanya akan berinvestasi di instrumen ETF yang terkait dengan indeks Topix.

Selain itu, penguatan indeks Nikkei didorong oleh kenaikan saham penerbangan dan pelayaran. Berdasarkan data dari Refinitiv, saham penerbangan, ANA Holdings melonjak 3,49% dan Japan Airlines naik 2,53%. Sementara saham pelayaran, Kawasaki Kisen melonjak 5,19% dan Nippon Yusen naik 3,61%.

Namun sepertinya, sentimen pasar global cenderung membaik setelah sempat dilanda kecemasan menyusul aksi jual saham-saham perbankan di Wall Street. Aksi jual paksa (forced sell) terjadi setelah beberapa dari mereka terkena seruan margin (margin call).

Saham ViacomCBS dan Discovery kompak tertekan pada Senin setelah mencetak koreksi besar-besaran pekan lalu akibat aksi jual Archegos Capital Management.

Saham perbankan juga terkoreksi, terutama Credit Suisse dan Nomura yang kinerja kuartal I-2021 mereka terpukul "signifikan" oleh aksi jual para hedge fund tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular