Inflasi Inti AS Masih Terkendali, Wall Street Dibuka Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 March 2021 20:49
Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York City, U.S., November 12, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Ekspresi Trader di lantai bursa amerika di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) kompak dibuka menguat pada perdagangan Jumat (19/3/2021), dipimpin saham perbankan dan saham siklikal di tengah gelagat melemahnya inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 117,1 poin (+0,36%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 15 menit kemudian menjadi 151,7 poin (+0,47%) ke 32.771,17. S&P 500 naik 15,4 poin (+0,39%) ke 3.924,94. Namun, Nasdaq tumbuh 33 poin (+0,25%) ke 13.010,68.

Saham siklikal yang mendapat berkah dari pemulihan ekonomi kembali menghijau, seperti maskapai penerbangan American Airlines yang melesat 1% di pembukaan. Terlebih, inflasi masih terkendali di tengah pemulihan tersebut.

Indeks harga inti belanja konsumsi perorangan, yang mengecualikan harga komoditas bergejolak yakni energi dan makanan, tumbuh 0,1% secara bulanan per Februari atau sesuai ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones. Secara tahunan, inflasi naik 1,4% atau lebih rendah dari estimasi 1,5%.

Saham JPMorgan naik 1,5%, Bank of America melompat 2% dan Goldman Sachs naik 1%. Saham bank menguat setelah bank diizinkan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dan membagikan dividen mulai Juni.

"Sistem perbankan terus menjadi sumber kekuatan dan kembali ke kerangka kerja normal setelah uji tekanan tahun ini mempertahankan kekuatan tersebut," tutur Wakil Ketua Divisi Supervisi The Fed Randal Quarles.

Pada Kamis, indeks S&P 500 ditutup naik 0,5% ke 3.909,52 setelah sempat melemah 0,9%. Dow Jones Industrial Average melesat 199,4 poin (+0,6%) menjadi 32.619,48 setelah sempat terkapar 348 poin. Nasdaq naik 0,1% menjadi 12.977,68 berkat reli saham Tesla sebesar 1,6%.

Penguatan kemarin cukup untuk menggerus nilai koreksi sepanjang pekan berjalan. S&P 500 dan Dow Jones kini hanya terkoreksi kurang dari 0,1% dari titik tertingginya sepanjang sejarah. Nasdaq masih tertinggal dengan koreksi 1,8% sepanjang pekan karena aksi ambil untung.

"Pelemahan saham teknologi tidak terelakkan, tetapi sepertinya tidak akan langsung menyerang melainkan ada pola zig-zag... valuasi saham teknologi terlalu tinggi dan butuh koreksi," tutur David Bahnsen, Direktur Investasi Bahnsen Group, sebagaimana dikutip CNBC International.

Harga minyak anjlok lebih dari 4% pada Kamis menyusul kekhawatiran pelemahan permintaan karena menguatnya kembali angka penyebaran virus Covid-19 di Eropa, yang memicu pengetatan kembali aktivitas masyarakat.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-menguat 1 basis poin menjadi 1,64%. Pekan lalu, imbal hasil surat berharga negara tersebut sempat menyentuh level tertinggi dalam 14 bulan pada 1,7%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular