
Wall Street Anjlok di Pembukaan Sambut Pernyataan Powell

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka anjlok pada sesi awal perdagangan Kamis (25/3/2021), mengindikasikan bahwa sentimen pasar masih negatif terkait dengan kemungkinan pengurangan kebijakan quantitative easing.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 120 poin (-0,3%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 30 menit kemudian menjadi 288,1 poin (-0,89%) ke 32.131,97. S&P 500 surut 29 poin (-0,75%) ke 3.860,11 dan Nasdaq tersungkur 152,5 poin (-1,18%) ke 12.809,37.
"Pelemahan saham teknologi tak terelakkan, tetapi sepertinya takkan menjadi garis lurus melainkan akan ada zigs-zag sepanjang jalan... valuasi saham teknologi terlalu tinggi dan perlu ada koreksi," tutur David Bahnsen, Kepala Investasi Bahnsen Group sebagaimana dikutip CNBC International.
Dalam acara "Morning Edition" di stasiun televisi NPR, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bahwa pihaknya akan mengurangi surat berharga dan efek beragunan aset (EBA) yang telah dibeli jika sudah ada kemajuan yang substansial.
"Kami secara bertahap suatu saat nanti dengan transparansi tinggi, ketika ekonomi telah pulih sepenuhnya, akan menarik kembali dukungan [likuiditas] yang telah kami berikan selama masa darurat," tuturnya.
Kemarin, indeks S&P 500 ditutup terjerembab 0,6% setelah sempat menguat 0,8% akibat berbaliknya saham-saham siklikal ke teritori negatif terutama maskapai penerbangan. Nasdaq longsor 2% dipico koreksi saham Apple, Facebook dan Netflix sebesar lebih dari 2%, sementara Tesla anjlok 4,8%.
Tekanan kembali terjadi meski imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun kemarin terus melemah, sebesar 3 basis poin, menjadi 1,61%. Ini merupakan koreksi yang ketiga hari.
Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen kemarin kembali dicecar di depan Komite Jasa Keuangan DPR AS. Di hari kedua forum tersebut, mereka menggarisbawahi bahwa ekonomi akan pulih pada 2021 berkat stimulus moneter dan fiskal.
Sehari sebelumnya, dua Powell dan Yellen mengakui bahwa aset di pasar modal sudah mahal tapi sektor keuangan mash kuat dan bisa menghadapi gejolak pasar meski stimulus berkurang. Mereka menilai belum ada kekhawatiran soal stabilitas keuangan.
Data klaim tunjangan pengangguran terbukti lebih baik dari perkiraan, dengan hanya 684.000 penganggur baru yang mengajukan klaim sepanjang pekan kemarin, atau lebih baik dari polling Dow Jones yang memperkirakan angka 735.000 orang.
Harga minyak anjlok 4% menyusul kemungkinan gelombang ketiga kasus Covid-19 di Eropa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir