
Bagai Kuda, Bankir Junior Goldman Sachs Kerja 95 Jam/Minggu

Jakarta, CNBCÂ Indonesia-Â Para bankir junior dari bank investasi ternama dunia, Goldman Sachs, meminta perlakuan yang lebih manusiawi dan mengancam akan resign dalam waktu 6 bulan jika permintaan tersebut tidak dikabulkan.
Tekanan dan jam kerja yang berlebihan dikatakan menjadi sebab mengapa para bankir tahun pertama tersebut ingin hengkang.
Sebuah survei internal di antara karyawan Goldman Sachs, menunjukkan bahwa mereka rata-rata bekerja 95 jam seminggu dan hanya tidur lima jam semalam. Selain itu, menurut para bankir tahun pertama tersebut, hubungan pribadi mereka kepada keluarga dan orang terdekat juga terganggu lantaran jam kerja yang di luar seharusnya. Begitu pula kesehatan fisik dan mental mereka yang dikatakan menurun sejak bergabung pada bank ternama dunia tersebut.
Di sisi lain, survei tersebut juga memberikan gambaran sekilas tentang budaya kerja yang sangat kompetitif di perusahaan-perusahaan besar di Wall Street, di mana para analis junior berebut untuk mendapatkan jalur karier yang baik dan pendapatan yang lebih banyak di masa yang akan datang. Survei tersebut juga mengatakan bahwa mereka mendapatkan tekanan yang sangat besar dan perlakuan kurang baik oleh analis senior atau para atasan.
Adapun, survei yang mulai beredar di media sosial tersebut dilakukan oleh sekelompok analis perbankan investasi tahun pertama yang berbasis di Amerika Serikat dan bukan para bankir junior Goldman Sachs secara global.
"Saya tidak bisa tidur lagi karena tingkat kecemasan saya sangat tinggi. Saya tidak datang ke pekerjaan ini mengharapkan 9 pagi- 5 sore, tapi saya juga tidak mengharapkan kerja konsisten dari jam 9 pagi -5 sore juga" kata seorang pekerja seperti dikutip dari AFP, Sabtu (20/3).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Lesu, Goldman Sachs akan Kembali PHK Karyawan