
Rupiah Kembali Melemah, BI Bilang Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sehari setelah pengumuman Bank Sentral Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia (BI). Pelemahan nilai tukar dianggap masih karena alasan kenaikanĀ I US Treasury Bonds.
Pada Jumat (19/3/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.390 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya atau stagnan.
Namun beberapa menit kemudian rupiah masuk jalur merah. Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.400 di mana rupiah melemah 0,07%.
"Ini memang topik yang sedang in hot di market. pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi yield US Treasury dan berimbas juga ke seluruh mata uang dunia," ungkap Hariyadi Ramelan, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI di CNBC TV, Jumat (19/3/2021).
Depresiasi rupiah adalah tema tahun ini. Sejak akhir tahun lalu (year-to-date), rupiah sudah melemah 2,49% secara point-to-point.
Namun depresiasi nilai tukar mata uang tidak unik terjadi terhadap rupiah. Berbagai mata uang utama Asia pun tidak berdaya di hadapan greenback.
"Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan Brasil, Meksiko, Korea Selatan dan Thailand," ujar Hariyadi.
BI akan selalu berada di pasar dengan sederet kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar sesuai fundamental. BI juga mengambil langkah menahan suku bunga acuan agar nilai tukar tetap stabil.
"Market dinamis dan kami akan mengupayakan supply dan demand valas terjaga," tegasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!