Analisis Teknikal

Wall Street Rekor, IHSG Berpeluang Melesat ke 6.400

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 March 2021 08:39
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,53% ke 6.324,259 pada perdagangan awal pekan kemarin. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) Rp 130,8 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi mencapai Rp 11,17 triliun.

IHSG melemah meski data menunjukkan impor Indonesia tumbuh di bulan Februari. Badan Pusat Statistik kemarin melaporkan pada periode tersebut, total ekspor tercatat US$ 15,27 miliar atau mengalami kenaikan 8,56% dibandingkan pada Februari 2020 (year-on-year/YoY) yang mencapai US$ 14,06 miliar.

Sementara impor Indonesia pada Februari 2021 tercatat sebesar US$ 13,26 miliar, naik 14,86% dibanding Februari 2020.

Kenaikan impor tersebut menjadi yang pertama setelah berkontraksi selama 19 bulan beruntun. Kenaikan impor tersebut menjadi kabar baik, sebab menjadi pertanda perekonomian dalam negeri mulai menggeliat.

Sementara itu pada perdagangan hari ini, Selasa (16/3/2021) IHSG berpeluang bangkit melihat sentimen investor yang membaik. Hal tersebut tercermin dari penguatan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street, dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia pagi ini. Indeks Nikkein Jepang dan Kospi Korea Selatan sudah menghijau, dan IHGS berpeluang besar menyusul.

Secara teknikal, IHSG terkoreksi kemarin setelah gagal bertahan di atas 6.360. Meski demikian IHSG masih cukup jauh di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang tentunya memberikan tenaga untuk kembali menguat. Selain itu, resisten 6.310 juga berhasil dilewati.

Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).

jkseGrafik: IHSG Harian
Foto: REfinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam sudah keluar dari wilayah jenuh beli (oversold) sehingga tekanan turun menjadi berkurang.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Resisten terdekat berada di kisaran 6.360, jika mampu ditembus IHSG berpeluang naik menuju 6.400.

Sementara support terdekat berada di 6.300, jika dilewati IHSG berisiko turun ke 6.265.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Pamer Kinerja IHSG, Lebih Cuan dari Negara Tetangga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular