
Duh...Nyesek! Efek Libur, Rupiah Gagal Menguat This Week

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup kembali melemah pekan ini (8-12 Maret).
Melemahnya mata uang Paman Sam pekan ini yang ditunjukkan dengan indeks dolar yang melemah 0,70% sepekan gagal dimanfaatkan mata uang Garuda akibat libur di tengah pekan Kamis lalu merayakan Isra Miraj.
Mengutip data Refinitiv, rupiah di pasar spot terpaksa anjlok 0,63% ke Rp 14.380/US$ dalam sepekan. Dalam 4 hari berlaga, 3 kali rupiah terpaksa terkoreksi dan hanya di akhir pekan mata uang Garuda berhasil terapresiasi.
Koreksi rupiah pada awal pekan terjadi setelah kemunculan hantu Yield Treasury AS dimana obligasi AS bertenor 10 tahun kembali naik imbal hasilnya. Bahkan awal pekan lalu sempat nyaris menyentuh level 1,5% lagi.
Banyak analis melihat kenaikan yield Treasury masih akan tertahan di kisaran 1,5%, sebab jika terus menanjak, maka akan memicu kecemasan terjadi taper tantrum yang dapat memicu gejolak di pasar keuangan global.
Inflasi yang sebelumnya diprediksikan akan menggila dan memaksa The Fed untuk melakukan kebijakan moneter ekspansif dan meningkatkan suku bunga dan menyebabkan dolar beredar berkurang menyebabkan harga dolar melesat di awal pekan.
Nyatanya rilis data inflasi tidak seburuk yang diprediksikan dan hal in memicu indeks dolar berbalik arah jelang akhir pekan apalagi Presiden Joe Biden baru saja menandatangani paket stimulus US$ 1,9 triliun (setara Rp 27.000 triliun, kurs Rp 1.4000/US$) yang datang lebih cepat sehari daripada perkiraan.
Paket ini termasuk cek langsung sebesar US$ 1.400 atau setara Rp 20 juta yang diprediksikan akan meningkatkan likuiditas pasar.
Sebanyak US$ 400 miliar dari paket tersebut adalah untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Nilainya US$ 1.400 untuk warga berpenghasilan di bawah US$ 75.000/tahun atau pasangan dengan penghasilan gabungan di bawah US$ 150.000/tahun. Ada pula US$ 350 miliar untuk membantu pemerintah daerah untuk penanganan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) termasuk distribusi vaksin.
"Cek (BLT) dalam perjalanan," cuit Biden melalui akun Twitter @POTUS.
Dengan cairnya stimulus fiskal tersebut jumlah dolar beredar akan meningkat dan tentu saja akan mengurangi nilai dolar. Lesunya dolar AS terlihat dari indeksnya yang turun 0,23% ke 91,614 pada hari Kamis lalu. Sebelumnya, dalam 2 hari terakhir indeks dolar AS juga turun dengan total 0,53%.
Akan tetapi momentum ini gagal dimanfaatkan oleh Garuda akibat libur Isra Miraj yang dirayakan tepat pada hari Kamis sehingga pekan ini mata uang garuda terpaksa ditutup terkoreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Keok di Depan Mata Uang Dunia