
Inflasi Sesuai Ekspektasi, Wall Street Dibuka Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melesat pada perdagangan Rabu (10/3/2021), setelah inflasi Februari terbukti masih terjaga sehingga imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tak lagi meroket.
Indeks harga konsumen (IHK) AS per Februari tumbuh 0,4% (bulanan) dan 1,7% (tahunan), sementara inflasi inti (yang tak memasukkan bahan makanan dan energi) sebesar 0,1%. Ini sejalan dengan hasil polling Dow Jones.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 175,9 poin (+0,55%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 25 menit kemudian menjadi 332,4 poin (+1,04%) ke 32.165,18. S&P 500 naik 34,9 poin (+0,9%) ke 3.910,33 sementara Nasdaq loncat 168,2 poin (+1,29%) ke 13.242,07.
"Perhatian terbesar di pasar dalam sekitar sebulan terakhir adalah mengenai inflasi yang lebih buruk dari estimasi kami. Namun jelas bahwa IHK memadamkan itu setidaknya untuk hari ini," tutur Art Hogan dari National Securities, sebagaimana dikutip CNBC International.
Usai disahkannya stimulus US$ 1,9 triliun di Senat, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS berjatuh tempo 10 tahun hari ini sedikit menguat di kisaran 1,56%. Investor kini memantau ketat lelang hasil penyerapan SBN tenor 10 tahun senilai US$ 38 miliar.
Pasar juga memantau pengesahan stimulus US$ 1,9 triliun yang akan diteken oleh Presiden AS Joe Biden akhir pekan ini. Paket tersebut bakal menyertakan manfaat tunjangan pengangguran baru senilai US$ 300/pekan dan bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 1.400/kepala keluarga.
Saham teknologi berbalik menguat sejak Selasa kemarin sehingga indeks Nasdaq melesat 3,7% atau menjadi yang terbaik sejak November. Sebelumnya pada Senin, indeks berisi saham unggulan teknologi ini longsor lebih dari 10% dari rekor tertingginya.
Saham Tesla pada pembukaan hari ini melesat 6% dan Zoom Video loncat 3%. Meningginya ekspektasi inflasi beberapa hari terakhir telah memicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang membuat saham teknologi tertekan.
Pembalikan saham teknologi ke zona hijau berbarengan dengan penurunan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang menjadi acuan pasar. SBN tenor 10 tahun tersebut melemah lebih dari 5 basis poin pada Selasa menjadi 1,54% setelah pada Senin menyentuh angka 1,62%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi Produsen AS Melandai, Wall Street Dibuka Menguat!