
Yield SBN Acuan AS Tinggalkan Level 1,6%, Dow Futures Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Selasa (9/3/2021), menyusul surutnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah meski masih di level psikologis 1,5%.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average menguat, mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa tersebut bakal dibuka naik 200 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga.
Pada Senin, Dow Jones menguat lebih dari 300 poin dipacu optimisme investor terkait dengan pemulihan ekonomi dari pandemi. Bahkan, indeks berisi 30 saham unggulan di AS tersebut sempat melesat hingga 650 poin.
Kenaikan kemarin dipicu oleh keputusan Senat atas stimulus senilai US$ 1,9 triliun dan insentif tambahan yang disahkan pada Sabtu kemarin. Presiden AS Joe Biden harus meneken paket tersebut akhir pekan ini, jika ingin program tunjangan pengangguran masih berjalan.
Di bursa AS kemarin, saham siklikal yang mendapatkan berkah dari pemulihan ekonomi cenderung menguat, seperti saham perbankan, maskapai penerbangan, hingga peritel modern. Indeks S&P 500 surut 0,5% dipicu saham Tesla, PayPal, dan Advanced Micro Devices (AMD).
Sementara itu, saham teknologi cenderung melemah sehingga indeks Nasdaq drop 2,4%. Pelaku pasar menghindari saham teknologi dan mendiversifikasi asetnya ke saham siklikal menyambut pemulihan ekonomi.
Selain itu, kinerja saham teknologi tertekan oleh kenaikan yield obligasi pemerintah AS berjatuh tempo 10 tahun naik yang pada Senin menyentuh angka 1,6%. Maklum saja, emiten teknologi dikenal rakus menerbitkan obligasi, yang beban bunganya meningkat ketika imbal hasil naik.
Pada perkembangan lain, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention) pada Senin mengumumkan bahwa mereka yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 diizinkan berada di ruang tertutup tanpa masker. AS telah menyuntikkan vaksin terhadap 3 juta orang.
"Reli awal pada Senin terkait dengan kabar akhir pekan bahwa stimulus Presiden Biden telah diloloskan," ujar Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, sebagaimana dikutip CNBC International.
Namun, lanjut dia, pelaku pasar kemarin masih bereaksi negatif terhadap yield obligasi acuan pemerintah AS tersebut. Ketika yield gagal berbalik dari level 1,6%, tekanan atas saham teknologi pun meningkat hingga sesi penutupan.
Meski demikian, Paulsen menilai bahwa secara umum sentimen di pasar cenderung positif sebagaimana terlihat dari reli saham-saham yang berkapitalisasi pasar kecil. Indeks Russell 2000 menguat 0,5% pada Senin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran