
Energi Reli Tak Terbendung, Dow Jones Dibuka Menguat 118 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melesat pada perdagangan Senin (8/3/2021), merespons pengesahan stimulus senilai US$ 1,9 triliun yang membangkitkan optimisme bahwa ekonomi AS bakal membaik.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 118,7 poin (+0,38 %) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 25 menit kemudian menjadi 218,2 poin (+0,69%) ke 31.714,52. S&P 500 naik 14,05 poin (+0,37%) ke 3.855,99 dan Nasdaq tumbuh 2,3 poin (+0,02%) ke 12.922,46.
Sumber kabar positif berasal dari pengesahan stimulus US$ 1.9 triliun yang memperpanjang program tunjangan pengangguran, bantuan langsung tunai (BLT), dan insentif pemerintah lokal. Presiden AS Joe Biden bakal meneken UU baru itu sebelum diberlakukan pada 14 Maret.
Namun, stimulus memukul pasar surat utang pemerintah AS, sehingga memicu aksi jual yang memangkas harga dan secara bersamaan mendongkrak imbal hasil (yield). Obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang jadi acuan pasar itu sempat mencetak yield 1,62% dua pekan lalu.
Harga kontrak berjangka (futures) surat utang tersebut melemah 0,2% pada Minggu malam, mengindikasikan bahwa harga akan tertekan dan yield akan terus meningkat. Malam ini, imbal hasil tersebut kembali naik, sebesar 4 basis poin (bp), di level 1,6%.
"Pada dasarnya saya pikir imbal hasil telah mencapai puncaknya sesaat dan seharusnya jadi lebih stabil dalam beberapa bulan ke depan, sehingga membuat investasi di saham kini jadi lebih aman," tutur pendiri Appalossa Management David Tepper kepada CNBC International.
Saham emiten peritel, energi, dan perbankan saat ini dibuka menguat. Saham Disney yang berpeluang mendapati lonjakan kunjungan ketika ekonomi kembali normal, dibuka melesat 2%. Tepper juga menilai saham-saham berbasis pertumbuhan seperti Amazon juga kembali menarik, setelah sempat terkoreksi besar-besaran.
Bursa saham sepekan lalu bergerak variatif. Indeks Nasdaq yang berisi saham teknologi melemah 2,1% dalam sepekan, sementara indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 1,8% dan 0,8% pada periode yang sama.
Dari sisi data ekonomi, investor bakal memantau data inventori grosir per Januari. Beberapa kebijakan ekonomi beberapa pekan terakhir telah menunjukkan adanya pemulihan termasuk angka penggajian per Februari yang melampaui ekspektasi pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Langsung Loyo, Tesla dan The Fed Penyebabnya