
BI: Pasar Sedang Risk Off, Full Alert Untuk Domestik

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) dalam posisi bersiap untuk menghadapi situasi pasar keuangan global yang sedang bergejolak. Ini terkait dengan naiknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury. Yield obligasi pemeritnah AS bertenor 10 tahun ini naik 8,01 basis poin (bp) ke 1,5484%.
Hal ini diungkapkan oleh Haryadi Ramelan, Kepala Departemen Pengelolaan Devisa, sebagai Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), dalam acara Power Lunch CNBC TV Indonesia, Jumat (5/3/2021).
"Situasi pasar sedang risk off dan standby, dan full alert untuk pasar domestik kita," ujarnya.
Dinamika pasar kerap terjadi dan berpengaruh terhadap banyak negara. Kali ini disebabkan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Federal Reserve (The Fed) yang dinilai bergerak behind the curve oleh para pelaku pasar keuangan.
Haryadi memastikan BI akan selalu berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terkena dampak dari dinamika global tersebut.
"Ini memang situasi yang masih dinamis, dan BI sesuai mandat akan terus selalu berada di pasar, berlaku secara fundamental rupiah berapa dan ada triple intervention di spot dan DNDF (Domestic Non Delivery Forward) dan pembelian di secondary market. Ini tools yang terus kami lakukan dan pantau di pasar," papar Haryadi.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos BI: Rupiah Ada Kecenderungan Menguat!