
Yield Obligasi AS Lagi-Lagi Menguat, Dow Futures Melemah

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung melemah pada perdagangan Kamis (4/3/2021), setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali naik.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah, mengindikasikan bahwa indeks berisi 30 saham unggulan ini akan dibuka melemah 130 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga kompak tertekan.
Pada Rabu, S&P 500 anjlok 1,3% dan Dow Jones melemah 0,38%. Sementara itu, Nasdaq jatuh 2,7% akibat gerusan saham teknologi dan terhitung melemah 3 pekan berturut-turut atau terpanjang sejak September.
Koreksi terjadi setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS berjatuh tempo 10 tahun naik menjadi 1,4636%. Kemarin, yield obligasi acuan tersebut sempat menyentuh 1,49%.
Sepekan lalu, bursa saham AS memang melemah setelah yield obligasi acuan tersebut melesat hingga menyentuh angka 1,6%. Saham teknologi pun anjlok karena mereka dikenal rakus menerbitkan obligasi, yang beban bunganya meningkat ketika imbal hasil obligasi acuan naik.
Pelaku pasar juga menghindari saham teknologi dan memilih mendiversifikasi dananya untuk memburu saham-saham siklikal, menyambut pemulihan ekonomi di tengah kemajuan program vaksinasi di berbagai negara dunia.
Tidak heran, saham-saham maskapai penerbangan dan kapal penumpang menguat kemarin setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa negaranya memiliki vaksin Covid-19 yang cukup untuk disuntikkan ke seluruh warga AS berusia dewasa pada Mei ini.
Tambahan stimulus senilai US$ 1,9 triliun, yang kini masih dibahas di Senat, juga menyuntikkan optimisme bagi pasar. "Tim perencana investasi kami saat ini menilai pertumbuhan ekonomi tahun ini akan kuat dengan kenaikan inflasi yang moderat," tutur Scott Wren, perencana senior saham global Wells Fargo Investment Institute, sebagaimana dikutip CNBC International.
Pada hari ini, investor akan mendapatkan gambaran tambahan mengenai pemulihan ekonomi ketika klaim awal pengangguran pekan lalu dirilis. Ekonom dalam survey Dow Jones memprediksi ada 750.000 klaim baru yang diajukan. Dari sisi kinerja keuangan perseroan, saham Gap akan diperhatikan karena dijadwalkan merilis kinerja keuangannya per 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran