
BCA Optimistis Risiko Kredit Tak Akan Membengkak, Caranya?

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) optimistis rasio kredit berisiko atau loan at risk (LaR) akan terus terjaga meskipun stimulus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai restrukturisasi kredit selesai pada Maret 2022 mendatang.
"LaR Maret 2022 tidak akan menjadi masalah di kala itu, kita akan pantau LaR yang berpotensi jadi kredit bermasalah," ujar Direktur BCA Haryanto Budiman dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2021, Kamis (25/2/2021).
Loan at risk merupakan indikator risiko atas kredit yang disalurkan yang terdiri atas kredit kolektibilitas 1 yang telah direstrukturisasi, kolektibilitas 2 atau dalam perhatian khusus, serta kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
LaR perbankan meningkat pada 2020 akibat restrukturisasi kredit yang dilakukan sesuai dengan stimulus OJK. Sementara itu kredit yang telah diresktrukturisasi oleh perbankan hingga Januari 2021 mencapai Rp 971,1 triliun. Bila ekonomi tidak membaik, maka LaR berpeluang menjadi kredit bermasalah.
Menurut Haryanto, BCA memperkirakan LaR akan berada di kisaran 18,8%. "Perkiraan kita 18,8% LaR pencadangan terus dilakukan kualitas LaR kita membaik dan beberapa nasabah mau keluar dari LaR ini," ujar Haryanto
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Kristiyana memberikan pesan kepada perbankan untuk mewaspadai kredit yang berisiko besar di tengah pandemi Covid-19 yang belum selesai.
"Ada risiko kredit perlu kita cermati dari dampak restrukturisasi. Saat ini LaR masih cukup besar dan membuat kita berhati-hati mengelola perbankan kita ke depan," ujar Heru Kristiyana belum lama ini.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BCA Resmi Caplok Bank Interim Alias Rabobank Rp 643 M
