
Bursa Asia Berakhir Hijau, Nikkei dan STI Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas berakhir di zona hijau pada Jumat (19/2/2021) akhir pekan ini, setelah selama 2 hari beruntun mengalami pelemahan.
Hanya indeks Nikkei Jepang dan indeks Straits Times Singapura yang ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini. Nikkei melemah 0,72% ke level 30.017,92 dan STI Singapura terperosok 0,97% ke posisi 2.880,64
Sedangkan sisanya berhasil ditutup di zona hijau. Indeks KOSPI Korea Selatan ditutup menguat 0,68% ke level 3.107,62, Shanghai Composite China menguat 0,57% ke 3.696,17 dan Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,16% ke 30.644,73.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan akhir pekan ini, di mana indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,51% ke level 6.231,92, meski sempat tumbang di sesi I perdagangan hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi yang tercatat pada perdagangan hari ini hanya mencapai Rp 11.87 triliun. Namun, investor asing membukukan beli bersih di pasar reguler sebesar Rp 87 miliar.
Rata-rata, saham di indeks Nikkei Jepang tergelincir pada hari ini karena aksi ambil untung (profit taking) yang masih terjadi jelang akhir pekan dan mengalahkan optimisme atas pemulihan ekonomi yang luas, meskipun indeks saham Negeri Sakura tersebut naik untuk tiga pekan berturut-turut.
Dari Jepang, data inflasi periode Januari 2021 telah dirilis hari ini, di mana tingkat inflasi Negeri Matahari Terbit tersebut tumbuh, walaupun masih berada di zona negatif.
Berdasarkan data dari Trading Economics, secara tahunan (), inflasi Jepang naik ke level -0,6% dari sebelumnya pada Desember 2020 di level -1,2%. Sedangkan inflasi bulanan () Jepang juga naik ke level 0,5% dari sebelumnya pada Desember 2020 di -0,3%. Adapun inflasi inti Jepang naik menjadi -0,6% pada Januari 2021 dari sebelumnya di level -1% di Desember 2020.
Sentimen dari Amerika Serikat (AS) memang kurang apik, di mana pada Kamis (18/2/2021) waktu setempat, tiga indeks acuan saham utama Bursa New York mengalami koreksi. Bursa Wall Street kembali melemah salah satunya karena saham-saham teknologi yang masih menjadi target aksi jual oleh investor.
Data klaim pengangguran yang kurang memuaskan juga menjadi pemberat pergerakan Wall Street kemarin, di mana klaim awal pengangguran pekan lalu menembus angka 861.000, atau jauh lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 773.000.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
