
Alert! Wall Street Kebakaran, Bursa Asia Pun Tersungkur

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia mayoritas dibuka melemah pada Jumat (19/2/2021), seiring melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (18/2/2021) karena data klaim pengangguran AS yang mengecewakan dan kekhawatiran prospek inflasi yang meningkat.
Hanya KOSPI Korea Selatan yang dibuka di zona hijau pada pagi hari ini, yakni menguat 0,21%. Namun, sekitar pukul 08:35 WIB, indeks acuan Negeri Ginseng tersebut bergerak di zona merah.
Sedangkan sisanya dibuka di zona merah pada hari ini. Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,53%, Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China turun 0,37%, serta Straits Times Index (STI) Singapura terdepresiasi 0,32%.
Dari Jepang, data inflasi periode Januari 2021 telah dirilis pagi ini, di mana tingkat inflasi Negeri Matahari Terbit tersebut tumbuh, walaupun masih berada di zona negatif.
Berdasarkan data dari Trading Economics, secara tahunan (), inflasi Jepang naik ke level -0,6% dari sebelumnya pada Desember 2020 di level -1,2%. Sedangkan inflasi bulanan () Jepang juga naik ke level 0,5% dari sebelumnya pada Desember 2020 di -0,3%.
Adapun inflasi inti Jepang naik menjadi -0,6% dari sebelumnya di level -1%.
Beralih ke Negeri Paman Sam, bursa saham Wall Street ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu (17/2/2021) waktu setempat, setelah data klaim awal pengangguran pada pekan lalu yang hasilnya mengecewakan.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 119,68 poin atau 0,38% ke level 31.493,34. Sedangkan S&P 500 ditutup melemah 17,36 poin atau terkoreksi 0,44% ke level 3.913,97 dan Nasdaq Composite turun 100,14 poin atau terperosok 0,72% ke 13.865,36.
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa klaim awal pengangguran pekan lalu menembus angka 861.000, atau jauh lebih buruk dari proyeksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan angka 773.000.
Hal ini dapat memudarkan optimisme pasar terkait pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam dari pandemi virus corona (Covid-19).
Di lain sisi, kekhawatiran atas prospek inflasi yang meningkat telah mendorong investor untuk membukukan keuntungan di saham-saham yang valuasinya sudah tinggi, terutama di sektor teknologi yang terdaftar di indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
