Bursa Asia Hijau, Kospi & IHSG 'Dibantai' Profit Taking

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 February 2021 17:43
A currency trader walks by the screens showing the Korea Composite Stock Price Index (KOSPI), left, and the foreign exchange rate between U.S. dollar and South Korean won at the foreign exchange dealing room in Seoul, South Korea, Tuesday, Dec. 10, 2019. Asian stock markets have fallen as investors look ahead to interest rate decisions by U.S. and European central bankers and possible American tariff hike on Chinese imports.  (AP Photo/Lee Jin-man)
Foto: Bursa Korea (KOSPI). (AP Photo/Lee Jin-man)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup menguat pada Selasa (9/2/2021), menyusul sentimen positif di seluruh bursa dunia meski pelaku pasar masih terus mencermati kinerja keuangan emiten besar dan perkembangan penyebaran virus corona.

Tercatat indeks Shanghai Composite China mendapat giliran memimpin penguatan pada hari ini, di mana indeks acuan Negeri Panda tersebut ditutup meroket 2,01%.

Selanjutnya Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,53%, Nikkei Jepang tumbuh 0,4%, dan Straits Times Index (STI) Singapura naik 0,16%.

Sedangkan, indeks KOSPI Korea Selatan ditutup terkoreksi 0,21% pada hari ini. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini tidak kuat menanjak dan terpaksa ditutup melemah 0,44% di level 6.181,67. Padahal, pada penutupan sesi I, IHSG masih sempat ditutup di zona hijau di level 6.224,08.

Namun, nilai transaksi hari ini sudah mulai membaik, walaupun masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata perdagangan harian Januari yang berada di kisaran Rp 23 triliun. Adapun nilai transaksi hari ini mencapai Rp 19 triliun.

Investor asing pun melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 533 miliar di pasar reguler. Namun di pasar tunai dan negosiasi, asing malah melakukan aksi beli bersih (net buy) sebanyak Rp 105 miliar.

Di Korea Selatan, investor mulai membukukan keuntungannya jelang libur tahun baru imlek, setelah indeks acuan Negeri Gingseng tersebut menguat di sesi awal perdagangan hari ini.

Bursa saham Asia mayoritas masih menguat, merespons positif dari optimisme pelaku pasar Amerika Serikat (AS) terkait stimulus fiskal AS. Pelaku pasar di Wall Street pun semringah karena rencana stimulus fiskal di AS sepertinya berjalan mulus.

Kongres sudah memberikan restu terhadap anggaran negara 2021 yang di dalamnya terkandung stimulus fiskal sebeesar US$ 1,9 trilun. Kemungkinan stimulus ini bisa mulai digelontorkan dalam beberapa pekan ke depan.

Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, optimistis stimulus ini bakal berdampak besar bagi rakyat AS. Eks ketua bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) itu memperkirakan stimulus akan merangsang penciptaan lapangan kerja hingga ke titik optimal (full employment) dalam waktu setahun.

"Tidak ada alasan kita harus melalui masa pemulihan ekonomi yang terlampau lama. Dengan paket stimulus ini, saya perkirakan kita akan menuju full employment pada tahun depan," tegas Yellen, sebagaimana diwartakan CNBC International.

Selain itu, investor juga mengapresiasi kecepatan pemerintah AS dalam mendistribusikan vaksin anti-virus corona. US Centers of Disease Control dan Prevention (CDC) mencatat sudah 31,59 juta orang menerima satu dosis vaksin dan 9,15 juta orang sudah disuntik dosis kedua.

Mengutip riset Citi, sepertinya target Presiden Joseph 'Joe' Biden untuk mencapai kekebalan kolektif (herd immunity) dalam 100 hari pemerintahannya bisa tercapai. Saat ini, rata-rata vaksinasi di Negeri Paman Sam mencapai 1,44 juta dosis per hari.

"Setidaknya 233 juta penduduk atau 70% populasi AS harus menerima 365-485 juta dosis vaksin untuk membentuk herd immunity. Jika rata-rata vaksinasi bertahan di kisaran 1-2 juta dosis per hari mulai Februari 2021, maka penyuntikan 365 juta dosis akan tercapai pada Juli-Desember 2021," sebut riset Citi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular