
Happy Ending, Bursa Asia Semarak Jelang Weekend

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas ditutup menguat pada Jumat (5/2/2021) akhir pekan ini, di tengah harapan investor terkait efek vaksinasi yang bakal mempercepat pemulihan ekonomi.
Tercatat indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan pada hari ini, yakni ditutup meroket 1,54%. Sedangkan KOSPI Korea Selatan juga ditutup melesat 1,07%, setelah sehari sebelumnya ditutup terkoreksi parah. Hang Seng Hong Kong menguat 0,6%, dan STI Singapura naik tipis 0,05%.
Hanya indeks Shanghai Composite China yang ditutup melemah 0,16% pada hari ini.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini ditutup menguat 0,73% di level 6.151,73.
Nilai transaksi tercatat tergolong kecil yakni sebesar Rp 12,6 triliun jauh di bawah rata-rata perdagangan harian di bulan Januari yang berada di kisaran Rp 23 triliun. Terpantau investor asing mencoba keluar dengan penjualan bersih Rp 42 miliar di pasar reguler.
Penguatan bursa Asia mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang ditutup menggembirakan pada Kamis (5/2/2021) waktu setempat, di mana indeks Nasdaq mencetak reli 5,4% sepanjang pekan ini, diikuti S&P 500 yang menguat 4,2% dan Dow Jones yang tumbuh 3,6%.
Kabar positif datang dari klaim tunjangan pengangguran AS juga menjadi sentimen positif bagi pelaku pasar di global, termasuk Asia.
Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim baru sepekan terahir bulan Januari hanya 779.000 atau di bawah angka sepekan sebelumnya (847.000 unit). Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka 830.000.
"Data pasar tenaga kerja pada Kamis menunjukkan momentum lanjutan pemulihan ekonomi, memicu lonjakan lebih jauh bagi aksi masuk bursa," tutur Charlie McElligott, perencana investasi derivatif saham Nomura, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pelaku pasar kian optimistis dengan pemulihan ekonomi menyusul terus mengucurnya stimulus fiskal maupun moneter, sementara program vaksinasi terus dijalankan.
Partai Demokrat terus berupaya mengegolkan paket stimulus senilai US$ 1,9 miliar, sementara Partai Republik mengajukan paket dengan nilai lebih kecil yakni US$ 618 miliar.
Indeks volatilitas (volatility index/VIX) CBOE, atau yang dikenal dengan "indeks ketakutan" terus turun, dari posisi 33,09 akhir pekan lalu menjadi 22,91.
Artinya kekhawatiran pelaku pasar global berkurang drastis, sehingga mereka yakin masuk ke aset-aset berisiko dan mulai meninggalkan aset minim risiko (safe haven).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
