
Bursa Asia Dibuka Semarak, Nikkei Sudah Melesat 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia kompak dibuka menguat pada Jumat (5/2/2021), mengikuti bursa saham di Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup melesat pada perdagangan Kamis (4/2/2021) waktu setempat.
Berdasarkan data dari RTI, tercatat indeks Nikkei Jepang dibuka melesat 1,02%, Hang Seng Hong Kong tumbuh 0,66%, Shanghai Composite China naik 0,22%, Straits Times Index (STI) Singapura menguat 0,36%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,44%.
Beralih ke AS, bursa saham Wall Street ditutup positif pada perdagangan Kamis (4/2/2021), di mana indeks S&P 500 sukses mencetak reli 4 hari beruntun. Investor kian optimistis akan prospek pemulihan ekonomi ke depan.
Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 1,08% ke 31.055,86. S&P 500 melonjak 1,09% menjadi 3.871,74 yang merupakan rekor tertingginya, sedangkan Nasdaq melompat 1,23% menjadi 13.777,74 yang juga merupakan level tertinggi barunya.
Sepanjang pekan berjalan indeks Nasdaq mencetak reli 5,4%, diikuti S&P 500 yang menguat 4,2% dan Dow Jones yang tumbuh 3,6%.
Kabar positif datang dari klaim tunjangan pengangguran. Departemen Tenaga Kerja AS merilis klaim baru sepekan terahir bulan Januari hanya 779.000 atau di bawah angka sepekan sebelumnya (847.000 unit). Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka 830.000.
"Data pasar tenaga kerja pada Kamis menunjukkan momentum lanjutan pemulihan ekonomi, memicu lonjakan lebih jauh bagi aksi masuk bursa," tutur Charlie McElligott, perencana investasi derivatif saham Nomura, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Pelaku pasar kian optimistis dengan pemulihan ekonomi menyusul terus mengucurnya stimulus fiskal maupun moneter, sementara program vaksinasi terus dijalankan.
Partai Demokrat terus berupaya mengegolkan paket stimulus senilai US$ 1,9 miliar, sementara Partai Republik mengajukan paket dengan nilai lebih kecil yakni US$ 618 miliar.
Indeks volatilitas (volatility index/VIX) CBOE, atau yang dikenal dengan "indeks ketakutan" terus turun, dari posisi 33,09 akhir pekan lalu menjadi 22,91.
Artinya kekhawatiran pelaku pasar global berkurang drastis, sehingga mereka yakin masuk ke aset-aset berisiko, meninggalkan aset minim risiko (safe haven) seperti surat berharga negara Amerika Serikat (AS).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
