Kontrak Futures Variatif, Wall Street Berpeluang Dibuka Mixed

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 February 2021 19:11
Final numbers for the Dow Jones industrial average are displayed after the close of trading on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in Manhattan in New York, U.S., October 11, 2018. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Dow Jones (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menyamping pada perdagangan Kamis (4/2/2021), setelah indeks S&P 500 mencetak reli 3 hari beruntun.

Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average melemah 20 poin, setelah sebelumnya naik dan mengimplikasikan indeks acuan bursa AS itu bakal dibuka menguat 30 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 cenderung flat, sedangkan Nasdaq menguat 0,3%.

Pergerakan tersebut terjadi setelah indeks S&P 500 kemarin menguat 0,1% menjadi reli beruntun untuk hari yang ketiga. Sepanjang pekan berjalan indeks acuan bursa AS tersebut telah menguat 3,12%.

Sementara itu, Dow Jones menguat 0,1% dan Nasdaq melemah tipis 0,02% akibat koreksi saham Amazon menyambut kabar mundurnya Jeff Bezos dari posisi CEO perusahaan e-commerce terbesar dunia itu.

Investors juga memantau saham teknologi lain yang merilis kinerja yakni Qualcomm, eBay, dan PayPal. eBay yang mencetak kinerja di atas ekspektasi pasar mendapati sahamnya naik lebih dari 9% di sesi pasca-perdagangan kemarin diikuti PayPal yang melompat nyaris 3%.

Sebaliknya, Qualcomm terpelanting lebih dari 7% setelah melaporkan pendapatan yang di bawah konsensus pada kuartal I-2021.

Saham Apple naik 2% setelah CNBC International melaporkan bahwa perseroan kian dekat meneken kerja-sama dengan Hyundai-Kia untuk memproduksi mobil tanpa sopir. Pada Januari, Hyundai telah menyatakan sedang bernegosiasi dengan iPhone untuk mengembangkan mobil.

Outlook ekonomi makro menjadi fokus pasar menyusul rilis data klaim tunjangan pengangguran oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Ekonom dalam polling Dow Jones memperkirakan angka klaim baru akan mencapai 830.000 dalam sepekan terakhir bulan Januari. Pada sepekan sebelum itu, klaim baru tercatat sebesar 847.000 unit.

Pemulihan ekonomi dan kinerja pasar bergerak mengikuti tingkat keparahan Covid-19. Beberapa kalangan menilai program vaksinasi bisa memicu kenaikan suku bunga atau penguatan saham-saham perbankan dan saham siklikal (yang diuntungkan dari pemulihan ekonomi).

"Sentimen vaksin Covid masih sangat rendah, dan akan membaik setelah investor memahami bahwa vaksin akan memberi anda imunitas, atau reaksi sedang (keparahan rendah)," tutur perencana investasi Evercore ISI Dennis DeBusschere kepada CNBC International.

Saat ini, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun (yang menjadi acuan pasar) menguat 3 basis poin menjadi 1,14%. Artinya, harga tengah tertekan dan investor cenderung memburu aset berisiko seperti saham karena yakin ekonomi akan baik-baik saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Cenderung Flat Jelang Rilis Klaim Pengangguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular