
Begini Cara BI Agar Indonesia Tak 'Kecanduan' Dolar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) berupaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ini dilakukan dengan mendorong pengembangan penggunaan mata uang lokal untuk kebutuhan perdagangan dan investasi.
BI punya program Local Currency Settlement (LCS) yaitu kerja sama penggunaan mata uang lokal dengan berbagai negara. Saat ini sudah ada beberapa negara yang bekerja sama dengan Indonesia, yaitu Jepang, Thailand, dan Malaysia. Indonesia sedang dalam tahap final menyelesaikan LCS dengan China.
Melalui LCS, dunia usaha tidak perlu lagi tergantung dengan mata uang dolar AS dalam menyelesaikan transaksi, baik perdagangan maupun investasi. Sebab, sudah ada bank-bank peserta LCS yang ditunjuk dan siap menyediakan kebutuhan likuiditas mata uang lokal.
Kini, BI berencana melakukan perluasan program LCS. Pertama adalah menambah jumlah bank-bank yg ikut dalam LCS, baik di Indonesia maupun negara-negara mitra.
"Ini akan semakin mendorong trade dan investment serta mendorong sektor-sektor prioritas guna mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
Kedua, BI akan meningkatkan dan mendorong bank-bank yg ikut dalam LCS untuk mengembangkan pasar Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF) dengan mata uang bilateral. Selama ini pasar DNDF yang ada di Indonesia hanya dalam mata uang rupiah ke dolar AS.
"Rupiah-yen, misalnya, belum ada, sementara di Jepang sudah ada yen-rupiah. Ini sekaligus bagus dalam pengembangan instrumen lindung nilai dengan bilateral currency, bukan dolar," tutur Perry.
Ketiga, BI akan mengizinkan bank-bank yang ditunjuk untuk melakukan transaksi portofolio di Indonesia. "Investor dengan mitra melalui bank-bank mitra ini bisa melakukan transaksi portofolio atau transaksi di pasar keuangan yang lain di dalam negeri. Ini akan menarik investasi lebih lanjut," sebut Perry.
(aji/aji) Next Article Dolar AS Balas Dendam, Rupiah Dibikin KO Hari Ini
